LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR KOLAM BUDIDAYA
IKAN AIR TAWAR
(Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Akuakultur )
Disusun Oleh :
Galih Prayoga(033041111003)
MANAJEMAN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUKABUMI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Harapan Penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini Penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini
konstruksi kolam menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan
cermat. Karena untuk mendapatkan kolam yang baik dan benar, harus sesuai dengan
standar tertentu, saat ini menjadi suatu hal yang diperdebatkan, karena setiap
orang memiliki bermacam-macam desain dari hasil kegiatan budidayanya, baik
dalam hal penanganan limbah, memanfaatkan lokasi/topogrfi hingga dengan yang
meningkatkan profit hasil dari kolamnya dengan desain tertentu atau rekayasa
wadahnya. Dan kepentingan manusia terhadap desain kontruksi kolam pun semakin
besar sejalan dengan perkembangan usaha
perikanan yang semakin hari semakin meningkat.
Adapun
komponen-komponen yang ada di kolam pun perlu diperhatikan seperti halnya
aerator, blower, filter, bak penampungan, dan lain-lain. Hal tersebut perlu
diperhatikan karena dapat mempengaruhi biota yang dibudidayakan. Adapula yang memanfaatkan
usaha lainnya yang di satukan dengan usaha budidaya seperti halnya sistem
budidaya minapadi, longyam, ataupun akuaponik yang dimana bila dilakukan maka
akan meningkatkan keuntungan dari usaha budidaya. Dengan demekian pemanfaatan
teknologi merupakan hal yang lumrah bagi usaha perikanan dewasa ini.
Adapun teknologi akuaponik
merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka pemecahan
keterbatasan air. Disamping itu teknologi akuaponik juga mempunyai keuntungan
lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan memperbesar
keuntungan para peternak ikan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan ini adalah agar
mahasiswa mengetahui konstruksi kolam yang ada di kolam Bapak Ujang di Desa
Cibaraja Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kontruksi Kolam
Akuakultur
merupakan salah satu aktivitas penting untuk memenuhi kebutuhan pangan dari
sektor perikanan. Dalam satu dekade terakhir, produksi perikanan dari sektor
akuakultur mengalami peningkatan sedangkan produksi perikanan hasil penangkapan
(captured fishery) cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan (Anonim, 2004).
Losordo et al. (1998) telah
menghitung sekitar Menurut Zonneveld et al. (1991) setiap 1 kg pelet pakan yang
dikonsumsi ikan dapat menghasilkan NH4+-N sebesar 30 gram. Limbah akuakultur
dalam bentuk gas di antaranya adalah karbon dioksida (CO2) dari hasil respirasi
biota akuatik dan hasil perombakan bahan organik secara aerobik maupun
anaerobik oleh bakteri heterotrof. Oleh karena itu, untuk menjaga lingkungan
akuakultur agar selalu dalam kondisi optimum maka air media ikan diresirkulasi
dengan melalui mekanisme filtrasi.
Menurut Van Rijn et al. (2005)
bahwa sistem resirkulasi untuk menghilangkan nitrat dari sistem akuakultur
untuk beberapa alasan, seperti; (1) regulasi proteksi lingkungan diasosiakan
dengan level nitrat yang diijinkan > 11.3 ppm (European council directive,
1998). (2) menghindari peningkatan nitrit sebagai akibat dari reduksi nitrat
yang tidak sempurna (3) stabilisasi kapasitas penyangga (4) mengeliminasi
karbon organik, ortofosfat dan sulfid dari air budidaya selama proses
denitrifikasi.
Kualitas air merupakan faktor
yang sangat penting dalam pemeliharaan ikan, karena akan menentukan hasil yang
diperoleh. Kondisi kualitas air juga berperan dalam menekan terjadinya
peningkatan perkembangan bakteri patogen dan parasit di dalam media
pemeliharaan. Sebagai tempat hidup ikan, kualitas air sangat dipengaruhi oleh
faktorfaktor fisika dan kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, amonia,
nitrit dan nitrat (Forteath et al., 1993).
Penggunaan
sistem resirkulasi pada akuakultur, dapat memberikan keuntungan yaitu
memelihara lingkungan kultur yang baik pada saat pemberian pakan untuk
pertumbuhan ikan secara optimal. Kelebihan sistem resirkulasi dalam
mengendalikan, memelihara dan mempertahankan kualitas air menandakan bahwa
sistem resirkulasi memiliki hubungan yang erat dengan proses perbaikan kualitas
air dalam pengolahan air limbah, terutama dari aspek biologisnya (Akbar, 2003).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 20 maret 2014 bertempat di Cibaraja Kecamatan Cisaat Kabuipaten Sukabumi
3.2 alat dan bahan
Tidak ada alat dan bahan yang
digunakan
3.3 langkah kerja
1. mengamati struktur kolam
2. mengamati input dan ouput
kolam
3. mengamati proses pembuatan
kemalir
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
Akuakultur adalah kegiatan untuk
memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan yang terkontrol dalam
rangka mendapatkan keuntungan (profit). Kegiatan budidaya yang di maksud adalah
kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak, menumbuhkan, serta meningkatkan mutu
biota akuatik sehingga diperoleh suatu keuntungan. Kegiatan budidaya saat ini
menunjukkan prospek yang cerah bagi pembudidayaan. Pembudidayaan dituntut untuk
dapat menghasilkan produk perikanan yang baik. Keberhasilan budidaya ditentukan
oleh kemampuan pembudidayaan untuk mengatur kegiatan budidayanya, sehingga
dapat menghasilkan ikan yang siap untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu pembudidayaan juga
dituntut untuk membuat dan merekayasa suatu lahan dengan tepat untuk disesuaikan
dalam kebutuhan proses budidaya nantinya. Karena kesalahan konstruksi bisa
mengakibat pengeluaran berlebih pada saat proses budidaya sedang berjalan.
Adapun dalam laporan ini akan membahas konstruksi kolam-kolam yang ada di kolam bapak ujang di Desa Cibaraja
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Adapun persyaratan teknis konstruksi suatu kolam
yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
4.1.1 Pematang kolam Budidaya Ikan.
Pematang kolam dibuat untuk
menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena
itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak
dan kedap air serta tidak mudah bocor.
Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah
tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi
dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket,
tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang
disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air
kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan
dasar kolam.
Gambar 4.1 Wawancara dengan
Pemilik kolam
4.1.2 Dasar kolam dan saluran budidaya ikan
Dasar kolam untuk budidaya ikan
ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar
antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada
perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu
saluran keliling atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam
kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan
di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan
Gambar 4.2 Penampungan Pemanenan
4.1.3 Pintu air kolam budidaya ikan
Pintu pemasukan air berfungsi
untuk mengatur dan mengontrol aliran air yang masuk ke dalam kolam. Pada
prinsipnya, tempat pemasukan air dibuat harus menjamin kuantitas dan dapat
mencegah masuknya hewan-hewan air lainnya ke dalam kolam yang merupakan
pemangsa dan penyaing makanan (kompetitor). Pintu pemasukan terdiri atas
penyalur, yang menghubungkan saluran air dengan kolam, dan bangunan tembok
tempat untuk memasang saringan dan pengatur debit air.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil
observasi dan wawancara diketahui bahwa keadaan kolam bapak Ujang sangat efisien karena struktur
kolam nya bisa memudahkan ketika panen akan datang.
5.2. Saran
Perlu memperbanyak kunjungan
ketempat budidaya-budidaya lainnya khususnya yang memiliki metode-metode yang
unik atau nyeleneh untuk mengamati dan mengkritik yang kemudian disertai dengan
solusi karena hal tersebut secaraa tidak langsung membuat kita memahami tentang
konstruksi serta sistem budidaya pada tempat tersebut, yang pada suatu saat
dapat digunakan pada lahan budidaya yang kita miliki atau milik dari perusahaan
tempat kita bekerja
DAFTAR
PUSTAKA
Forteath,
N., Wee, L. and Frith, M., (1993), Water Quality, in P. Hart and O’Sullivan
(eds) Recirculation System : Design, Construction and Management, University of
Tasmania at Launceston, Australia.: 1-22.,
Losordo
et al. (1998), Effect of Stocking Density on Water Quality and Production of
Red Tilapia in Recirculated Water System, Aquacultural Engineering,: 1-22.
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR KOLAM BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
Reviewed by Screamer
on
10:10
Rating:
No comments: