INSEKTA
(Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Invertebrata )
Disusun
Oleh :
Sekar Dwi Saputri
(033041111006)
PROGRAM STUDI MANAJEMAN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nyah sehingga penyusun tugas ini dapat di
selesaikan
Tugas ini disusun
untuk di ajukan sebagai tugas Mata Invertebrata Yang Berjudul “INSEKTA” jurusan sumber daya
perairan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Terima kasih Disampaikan kepada Dosen mata Kuliah
Invertebrata yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi kelancaran tugas ini .
Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat,agar
dapat memenuhi tugas mata kuliah Pengantara Ilmu Perikanan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Terdapat banyak
sekali spesies serangga di Indonesia. Namun masih banyak spesies serangga di
Indonesia yang tidak di kenali. Padahal serangga adalah salah satu
keanekaragaman yang di miliki, bagaimana upaya untuk menjaganya jika tidak mengetahui keanekaragaman jenis
serangga tersebut. Serangga atau insekta dalam taksonomi adalah salah satu
kelas di dalam filum Arthropoda. Arthropoda adalah salah satu filum dalam
kerajaan binatang. Sebagian besar serangga yang diketahui secara umum merupakan
serangga bersayap.
Serangga ialah
benda hidup dari kelompok hewan Invertebrata, kelas Insecta, yang mempunyai
bilangan spesies terbanyak. Di habitat daratan, serangga paling luas tersebar
berbanding dengan kelas-kelas yang lain dalam filum Arthropoda. Anggaran jumlah
keseluruhan spesies kini, termasuk yang belum dikenali oleh sains sekitar dari
dua hingga tiga puluh juta, dengan kebanyakan pakar cenderung kepada jumlah
pertengahan. Walaupun telah diketahui hampir satu juta spesies serangga, masih
banyak lagi serangga yang belum diketahui dan direkodkan kehadirannya. Tidak
dapat dinafikan banyak serangga yang akan pupus, sebelum dapat direkodkan
kewujudannya, akibat aktiviti pembangunan hutan yang dilakukan.
Serangga boleh
didapati berbagai habitat di bumi ini,
banyak serangga berkongsi habitat dengan manusia, sama ada di halaman
rumah ataupun di dalam rumah. Serangga mempunyai banyak kepentingan sama ada
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan manusia di bumi ini.
Serangga
memiliki peran yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia, peran yang
menguntungkan antara lain kupu-kupu atau
lalat dapat membantu mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah,
Penghasil madu, yaitu lebah (Apis indica), Penghasil bahan kain sutera, yaitu
pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori).
Serangga yang
memiliki peran merugikan antara lain Kayu dimakan rayap Tanaman padi diserang
wereng, vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium, penyebab
penyakit demam berdarah, menimbulkan
gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis), sebagai hama
tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens),walang sangit (Leptocorisa
acuta), perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica), perusak produk
berbahan baku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.),dapat menghancurkan
kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang bersimbiosis yaitu
Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma
sacharina).
Berdasarkan ada
tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu:
1.Insekta tidak
bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2.Insekta
bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
Serangga tidak
bersayap berada di dalam salah satu dari dua buah sub-kelas Insekta yakni
sub-kelas Apterygota. Sub-kelas Apterygota ini memiliki ciri bertubuh relative
kecil, memiliki alat tambahan pada ujung abdomennya seperti style,
bermetamorfosis sederhana, biasa digolongkan dalam serangga primitif, dan tentu
tidak bersayap. Terdapat beberapa serangga seperti kutu yang juga tidak
bersayap, namun kutu sebenarnya adalah serangga yang merupakan hasil evolusi
dari serangga bersayap, alias nenek moyang kutu merupakan serangga bersayap
sehingga kutu bukan bagian dari sub-kelas Apterygota. Serangga tak bersayap
dalam sub-kelas Apterygota ini adalah serangga yang sejak nenek moyangnya dulu
benar – benar tidak memiliki sayap. Dalam maakalah ini akan dibahas mengenai
insecta apterygota.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Insekta
Kata insekta,
berasal dari bahasa latin,insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah
satu anggota dari filium Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat
ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut,
nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri
khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda ( hexa
= enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada,
dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata yang dapat terbang,
dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta
mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang
menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain,
tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran
tanaman padi.
Insekta
memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Tubuh
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput(kepala), toraks (dada), dan abodemen
(perut).
2. Memiliki
sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang
dan berfungsi untuk berjalan .
3. Kebanyakan
insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada
jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
4. Makanan
insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit
dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme
lain.
5. Alat
pernapasan insekta berupa trakea.
6. Alat ekresi
berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran
pencernaan .
7. Sistem
sirkulasinya terbuka.
8. Organ
kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah,
alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen .
9. Fertilasi
terjadi secara internal.
10. Insekta
mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.
2.2 Struktur
Tubuh Insekta
Insekta
memiliki struktur tubuh sebagai berikut:
1. Kepala
(caput)
Pada kepala
insekta terdapat sepasang antena, sepasang mata majemuk (mata
facet),kadang-kadang ditemukan juga mata tunggal (ocellus), dan mulut.Sedangkan
mulut tersusun dari sepang mandibula,tiga pasang maksila, bibir, atas (labrum),
bibir bawah (labium) yang berbeda-beda tergantung dari bentuk mulutnya, serta
organ perasa (palpus). Bentuk kepala insekta dapat dibedakan berdasarkan bentuk
mulut dan makanan yang dimakannya.
2. Dada
(toraks)
Dada terdiri
dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks,
mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki,
sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap
sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang
berfungsi sebagai alat keseimbangan.Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar
atau eksoskelet dari chitine.
Susunan kaki
pada insekta terdiri-dari ruas-ruas yaitu :
a. Panggul
(coxa)
b. Gelang paha
(trokanter)
c. Paha (femur)
d. Ruas betis
(tibia)
e. Ruas-ruas
kaki (tarsus)
3. Perut
(abdomen)
Pada perut
insekta ada sebelas segmen, pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap,tetapi
pada bentuk dewasa segmen dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen
dalam bentuk dewasa tidak berkaki tetapi pada stadium larva mempunyai kaki.
Pada abdomen terdapat spirakel,yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung
trakea. Anatomi internal terdiri beberapa sistem organ yang kompleks, yaitu
sistem pencernaan,system pernapasan,system sirkulasi,system pengeluaran zat,
dan sistem saraf.
2.3 Sistem
pernapasan
Insekta
bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin.
Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea
membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat
membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.
2.4 Sistem
sirkulasi
Sistem
sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung
pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homesoel kemudian
menyuplai organ-organ dan jaringan-jaringan. Fungsi darah yang utama pada
serangga adalah menghantarkan nutrien, sisa merabolisme dan hormon.
2.5 .Sistem
pengeluaran zat (ekskresi)
Sistem
pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior
saluran pencernaan.
2.6 Sistem
saraf
Berfungsi untuk
menghasilkan dan mengalirkan implus elektrik, mengintegrasikan informasi yang
diterima dan menstimulasi otot untuk pergerakan. Sistem ini dibagi menjadi dua
yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf visceral atau sistem saraf stomodial.
2.7 organ indera
Organ indera serangga meliputi
organ fotoreseptor, kemoreseptor dan mekanoreseptor.
2.8 Sistem pencernaan serangga
Sistem
pencernaan serangga sesuai dengan cara hidupnya, dibagi dalam 3 daerah utama
yaitu :
1. Usus depan (foregut) atau stomodaeum
berasal dari ektodermal. Daerah ini dibagi menjadi pharing, oesophagus, crop,
dan proventrikulus.
2. Usus tengah (midgut) atau mesenteron
berasal dari endodermal. Derah ini hanya meliputi ventrikulus.
3. Usus belakang (hingut) berasal dari
ektodermal. Daerah ini terdiri dari ileum, rektum dan anus.
Dalam kelompok ini siklus hidupnya berlangsung
dari telur, juvenil kemudian dewasa. Transisi dari juvenil pertama kedewasa
berlangsung secara berangsur-angsur atau gradual. Selama berlangsungnnya siklus
hidup juvenil nampak sangat mirip dengan dewasa hanya sja berbeda terutama pada
ukuran dan proporsi tubuh dan tidak adannya alat kelamin yang fungsional. Pada
serangga ini, seluruh tahapan dapat ditemukan pada habitat yang sama dan
makanan juvenil sama dengan dewasa. Berbeda dengan serangga lainnya, multing
berlanjut pada tahap dewasa dan karena betina kehilangan penutup spermateka
mengakibatkan serangga betina ini dibuahi selama siklus hidupnya.
2.9 sistem reproduksi
Sebagian besar serangga bersifat
dioesious yaitu memiliki individu jantan dan betina yang mampu kawin untuk
menghasikan zigot. Namun dalam kasus yang tidak umum terdapat juga beberapa
jenis serangga yang berreproduksi tanpa gamet jantan. Bentuk reproduksi
aseksual dikenal sebagai partenogenesis.
Serangga ametabola tidak mengalami
metamorfosis yang ditemukan pada serangga primitif tidak bersayap (sub class
apterygota)
2.10
Klasifikasi Insekta
Berdasarkan
tipe makanannya serangga dikelompokkan sebagai
1. Fitofagus memakan tumbuhan misalnya
jaringan daun, batang dan akar.
2. zoofagus memakan hewan lain termasuk
vertebrata atau infertebrata
3. serangga saprofagus memakan materi-materi
organik yang telah mati termasuk colembola
Berdasarkan ada
tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1. Insekta
tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2. Insekta
bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
2.11 Sub Kelas
Apterygota
Jenis-jenis
dalam ordo ini adalah makhluk-makhluk yang tidak bersayap, berukuran kecil
sampai metamorfosis sederhana (Ametabola). Microcoryphia (Archeognatha) dan
Thysanura (Zygentoma) adalah kerabat dekat dari serangga bersayap tetapi
berbeda dalam banyak hal. Pada Microcoryphia dan Thysanura tidak terdapat
sutura pleura, furka-furka dan fragmata. Microcoryphia dan Thysanura adalah
ektognatus, yaitu bagian-bagian mulut agak terbuka dan tidak tertutup oleh
lipatan-lipatan kranium. Ruas-ruas flagelum antena tanpa urat daging, tarsi
tiga sampai lima ruas, biasanya terdapat mata majemuk dan tentorium cukup bagus
berkembang.
Strategi
reproduksi pada serangga ini dengan pembuahan secara tidak langsung, yaitu
dengan spermatofor, seperti pada ordo Diplura dan Collembola (Hexapoda
entognatha). Kedua jenis serangga ini
mempunyai sifat primitif dibanding ordo lainnya yaitu vestigial (degeneratif),
mempunyai sepasang embelan (styli), mempunyai caudal cerci, dan tidak bersayap
secara primitif. Mereka juga punya sifat 'maju' (advanced) dengan memiliki alat
mulut ectognatha dan antena musculate (scape dan pedicel dengan otot dalam).
Terdiri atas beberapa ordo diantaranya :
1. Ordo Protura
2. Ordo
Collembola
3. Ordo
Thysanura
4. Ordo
Archeognatha
5. Ordo Diplura
1. Ordo Protura
Protura berasal
dari kata “proto-” yang berarti pertama atau awal, dan “-ura” atau ekor,
merujuk pada tiadanya bangunan atau alat yang terdapat pada ujung abdomen
seperti layaknya artropoda lain.
2.12 Eosentomon
dawsoni (Protura) (massey.ac.nz)
Heksapoda ini
dicirikan oleh tubuhnya yang pucat;
tidak mempunyai mata dan antena sebagaimana layaknya artropoda lain; kepala
berbentuk mirip kerucut. Alat mulut tipe menghisap dan alat mulut tersebut
dapat ditarik masuk ke dalam kepala. Pasangan kaki depan biasanya diadakan di
depan tubuh dan tampaknya berfungsi sebagai organ-organ indera. Protura baru
menetas memiliki sembilan segmen perut. Setiap kali mereka berganti bulu,
segmen lain yang ditambahkan di dekat akhir perut sampai mereka dewasa (dan
seksual dewasa) dengan 11 segmen perut. Sepanjang pertumbuhan dari nimfa awal
hingga dewasa, Protura melewati lima instar melalui proses yang disebut
anamorfosis, yaitu menambahkan jumlah abdomen sampai total ruas pada setiap
instarnya. Stadia maturus adalah stadia di antara nimfa dan imago (dewasa), dan
pada stadia ini, jumlah ruas abdomennya sudah mencapai 11.
Artropoda yang
berukuran kecil (panjang tubuhnya kira-kira 0,5 – 2,0 mm) berwarna
keputih-putihan ini hidup di dalam
bahan-bahan organik dan memakan cendawan mikoriza, bahan-bahan tumbuhan yang
membusuk dan sejenisnya. Oleh karena itu, para ahli menduga bahwa heksapoda ini
penting dalam proses perombakan bahan organik.
Ordo protura dibagi menjadi 3
famili yaitu:
1. Eocentomidae
Mempunyai
trachea dengan dua pasang spirakulum
pada thorax. Alat tambahan pada abdomen mempunyai sebuah terminal vesicle.
2.
Protentomidae
Tidak mempunyai
trachea dan spirakulum. alat tambahan
pada abdomen mempunyai dua pasang terminal vesicle.
3.
Acerentomidae
Tidak mempunyai
trachea dan spirakulum. Alat tambahan pada abdomen hanya pasangan pertama yang
mempunyai terminal vesicle.
2. Ordo
Collembola
Nama ordo ini
berasal dari gabungan kata Yunani cole- yang berarti lem atau perekat, dan
-embolon yang berarti pasak. Collembola tidak bersayap,tubuh kecil umumnya
berwarna hitam mempunyai sepasang
antena, tiga pasang kaki, dan beberapa mempunyai mata yang terdiri dari
ommatidia.
Collembola
berupa serangga kecil, panjang tubuh kurang dari 6 mm, alat mulut disesuaikan
untuki menggigit, antena 4 ruas, tidak memiliki mata majemuk. Abdomen berjumlah
6 ruas, pada ruas abdomen keempat terdapat furcula (ekor pegas) yaitu alat untuk meloncat. Pada waktu
istirahat, furcula dilipat di bawah abdomen dan dijepit oleh tenaculum yang
terdapat pada ruas abdomen ketiga. Pada ruas abdomen kesatu terdapat kolofor
(collophore), suatu struktur yang berperan dalam pengambilan air. Tidak
mempunyai sistem trakea dan tidak mengalami metamorfosis.
Banyak
Collembola memiliki ommatidia sampai 8 pada kepala, sedangkan yang lainnya
berkurang atau sama sekali tidak mempunyai (buta). Serangga ini ditemukan di
tanah, pada daun tanaman yang telah membusuk (serasah), di antara herba, di
bawah kulit kayu dan sebagainya. Hewan ini memiliki peranan penting pada
bahan-bahan yang membusuk (bangkai), jarang yang bertindak sebagai hama.
Colembolla dibagi menjadi 2 sub
ordo berdasarkan bentuk tubuh dan sifat abdomenya yaitu:
1. sub ordo Arthropleona
tubuhnya
panjang,abdomen terdiri dari 6 ruas yang jelas,sub ordo ini dibagi menjadi 4
famili yaitu:Poduridae,Onychiuridae,Isotomidae,dan Enthomobrydae.
2. sub ordo Symphypleona
tubuhnya oval
atau bulat, keempat ruas abdomen berfusi menjadi satu,sedang ruas kelima dan ke
enam membentuk apikal papila yang kecil. Sub ordo ini hanya terdiri dari satu
famili yaitu Smynthuridae yang ciri-cirinya seperti sub ordonya.
Sub ordo
Arthropleona terdiri dari:
1. Famili
Produridae
Prothoraxnya
berkembang dengan baik,dapat dilihat dari atas dan mempunyai rambut atau setae
sebelah dorsal. Mempunyai mata.
Ruas antena
ketiga hanya mempunyai alat perasa seperti papila,ruas ke 14 mempunyai terminal
vesicle yang dapat ditarik. Kulitnya tidak mempunyai pori yang tersebar
teratur.
2. Famili Onychiuridae
Sifat
prothoraxnya sama dengan Poduridae. Tidak mempunyai mata. Ruas antena ke 3
mempunyai 2 atau 3 alat perasa berbentuk kerucut dan alat perasa seperti
papila. Ruas antena ke 4 ada yang mempunyai terminal vesicle ada yang tidak.
Kulitnya berpori yang tersebar.
3. Familia : Entomobrydae
Entomobryidae
merupakan Familia yang terbesar dari ordo Collembola. Berwarna kecoklat-coklatan atau
keputih-putihan dan beberapa jenis ada yang berwarna belang. Memiliki antena
panjang, memiliki abdomen 6 ruas dan ruas abdomen keempat sangat besar.
Protoraks menyusut, biasanya tidak terlihat dari atas dan tidak memiliki
rambut-rambut duri atau seta di bagian dorsal. Tubuh bersisik dan jika ada seta
bentuknya seperti gada. Furkula berkembang dengan baik. Contoh, Tomocerus
elongates dan Entomobrya sicia.
4.Familia:
Isotomidae
Isotomidae
berwarna putih, putih kuning, dan hijau sampai biru, coklat dan ungu tua dengan
garis-garis longitudinal atau pita-pita transversal. Tubuh memanjang, abdomen
memiliki 6 ruas yang jelas terlihat. Ruas abdomen ketiga dan keempat kira-kira
sama panjang dengan panjang garis tengah ruas abdomen ketiga. Tubuh tidak
bersisik dan jika memiliki seta bentuknya
sederhana.Furkula seringkali menyusut
.
Isotomurus tricolor.
3.Ordo
Thysanura (Kutu Buku, Renget)
Serangga ini
disebut dengan serangga perak memiliki ukuran sedang sampai kecil, biasanya
bentuknya memanjang dan agak gepeng, mempunyai embelan-embelan seperti ekor
pada ujung posterior abdomen. Tubuh hampir selalu ditutupi oleh sisik-sisik,
tipe mulut adalah mandibulata yang berfungsi untuk mengigit, mata majemuk kecil
dan sangat lebar terpisah, mata tunggal ada atau tidak ada, tarsi 3-5 ruas,
embelan seperti ekor terdiri dari sersi dan sebuah filamen ekor median. Abdomen beruas 11, pada ujung abdomen
terdapat dua atau tiga embelan yang menyerupai ekor dan pada beberapa ruas
abdomennya terdapat stili. Cercus terdapat satu pasang yang beruas banyak.
Pernapasan pada Thysanura dengan sistem trakea. Serangga ada yang mengalami
metamorfosis sederhana atau tidak mengalami metamorfosis.
Habitat dari
serangga ini terdapat pada kulit kayu, gua-gua, di bawah tanah, lubang-lubang
mamalia dan beberapa jenis yang jinak menghuni gedung-gedung, tapi umumnya
hidup bebas ditempat yang lembab dan beberapa hidup berasosiasi dengan semut.
Mereka makan segala macam substansi yang bertepung dan seringkali sebagai hama.
Pada perpustakaan mereka memakan kertas-kertas di toko-toko mereka makan
sayuran dan makanan yang mengandung tepung.
Di pemukiman mereka makan pakaian yang bertepung, gorden, sutra dan
kertas dinding, ordo ini bersifat omnivora (kapang dan bahan-bahan yang
mengandung pati). Serangga ini sangat
aktif dan bergerak dengan cepat, dengan tipe tungkai cursorial. Beberapa famili
yang sering dijumpai adalah Lepismatidae, Lepidoctrichidae dan Nicoletilidae.
Ordo Tysanura dibagi menjadi 4 famili:
1.Famili
Lepidotrichidae
Mempunyai mata facet kecil, letak
keduanya terpisah lebar. Mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak
mempunyai styli. Tarsus beruas 5. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada
yang tertutup sisik ada yang tidak. Serangga pelari.
2.Famili
Nicoletiidae
Tidak mempunyai mata facet dan
ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruas 3
atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada
yang tidak.
3.Famili
Lepismatidae
Mempunyai mata facet yang kecil dan
letak keduanya terpisah, tidak mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang
tidak mempunyai styli, tarsi beruang 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi.
Tubuh selalu tertutup sisik.
4.Famili
Machilidae
Mempunyai mata facet yang besar dan
letak keduanya berdekatan. Coxa kaki tengah dan belakang mempunyai styli, tarsi
beruas 3. Abdomen mempunyai styli yang terletak pada ruas kedua sampai ke
sembilan. Serangga pelompat.
4.Ordo
Archeognatha (=Microcoryphia)
Microcoryphia
serupa dengan serangga perak pada ordo Thysanura, tetapi mereka lebih silindris
dengan thoraks agak melengkung, mata majemuk besar dan bersinggungan, terdapat
mata tunggal, masing-masing mandibel memiliki satu titik artikulasi dengan
kapsula kepala, tarsi tiga ruas dan koksa-koksa tengah dan belakang biasanya
mengandung stilus-stilus. Sebagian
dengan eversible vesiclesdekat stili di abdomen.
Serangga ini
hidup di daerah rumput atau hutan di bawah daun-daunan, di bawah kulit kayu,
batu-batuan, karang dan tempat-tempat yang serupa. Kebanyakan mereka adalah
binatang malam dan matanya bercahaya pada waktu malam bila disinari dengan
lampu. Serangga ini sangat aktif dan meloncat bila diganggu, dengan menggunakan
tungkainya yang bertipe cursorial. Tubuh
ditutupi oleh sisik-sisik yang kadang-kadang membentuk pola-pola yang jelas,
makanannya adalah ganggang, lumut, buah-buahan yang membusuk dan bahan-bahan
yang serupa. Famili dari ordo ini adalah
Machilidae dan Meinertellidae.
5. Ordo Diplura
Nama Diplura
berasal dari bahasa Yunani, diplo- yang berarti dua, dan -uros yang berarti
ekor. Panjang tubuh heksapoda ini kira-kira 2-5 mm, meskipun genus Japyx dapat
mencapai panjang tubuh 20 mm.
Diplura mirip
Thysanura, tetapi diplura tidak memiliki filamen ekor bagian median
dan hanya
mempunyai dua filamen atau embelan pada ekornya. Tubuh Diplura biasanya tidak
tertutup dengan sisik, tidak terdapat mata majemuk dan mata tunggal. Tarsi
memiliki satu ruas, dan bagian-bagian mulut terdiri dari mandibula dan tertarik
ke dalam kepala. Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen 1-7 atau 2-7. Memiliki
panjang tubuh kurang dari 7 mm, dan biasanya berwarna pucat. Terdapat di tempat-tempat
lembab di dalam tanah, di bawah kulit kayu, di bawah batu-batuan, pada kayu
yang sedang membusuk, dan di tempat-tempat lembab lainnya.
Kebanyakan spesies Diplura adalah
pemakan, sekaligus perombak bahan organik, meskipun beberapa kelompok, misalnya
anggota famili Japygidae, dikategorikan sebagai predator pada Collembola,
isopoda, dan artropoda kecil yang lain.
Dibagi menjadi
3 famili yaitu:
1. Famili Campodeidae_cerci
Lebih dari 1
ruas dan tidak berbentuk catut. Cerci beruas banyak sepanjang antena. Styli
pada abdomen terletak pada ruas ke 2 sampai ke 7. Tidak mempunyai palpus.
Panjang tubuh 4 mm atau lebih.
2. Famili Anajapygidae
Mempunyai sersi
yang lebih pendek dari antena, beruas banyak akan tetapi jumlah ruas lebih
sedikit dari anggota Campodeidae. Cerci tidak berbentuk catut. Mempunyai
palpus. Styli pada abdomen terletak pada ruas kesatu sampai ke tujuh.
3. Famili Japygidae
Mempunyai cerci
beruas satu dan berbentuk catut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Insecta berdasarkan ada tidaknya sayap dibagi menjadi dua
sub kelas yaitu apterygota merupakan serangga tidak bersayap berukuran kecil
sampai metamorfosis sederhana (Ametabola) dan pterygota termasuk serangga yang
bersayap.
2.Sub kelas Apterygota di bagi
menjadi beberapa ordo diantaranya : . Ordo Protura, Ordo Collembola, Ordo
Thysanura, Ordo Archeognatha, dan Ordo Diplura.
3. kelima ordo tersebut terdapat
perbedaan yang dapat diamati dengan mengamati ciri-ciri yang ada. Ciri-cirinya
diantaranya adalah:
a.
Ciri ordo Protura diantaranya:
tubuhnya berwarna pucat,tidak mempunyai mata dan antena,bentuk kepala mirip
kerucut,tipe mulut penghisap,dan kaki depan diarahkan kedepan.
b.
Ciri ordo Collembola diantaranya:
tubuh kecil berwarna hitam, memiliki sepasang antena,memiliki ommatida dapat
mencapai 8 pada kepala,tipe mulut menggigit,dan tidak memiliki mata majemuk.
c.
Ciri ordo Tysanura diantaranya:
merupakan serangga perak,tubuh ditutupi sisik, mata majemuk kecil, ada yang
memiliki mata tunggal tetapi kadang ada juga yang tidak memiliki mata tunggal,
dan tipe mulut mandibulata yang berfungsi untuk menggigit.
d.
Ciri ordo Archeognatha diantaranya:
merupakan serangga perak tetapi lebih silindris,terdapat mata tunggal,dan mata
majemuk besar dan bersinggungan.
e.
Ciri ordo Diplura diantaranya: tidak
memiliki filamen ekor pada bagian median, tubuh tidak tertutup sisik,tidak
terdapat mata majemuk atau mata tunggal,dan warna tubuh pucat.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, M.W. & S.S. Miller. 1998. Coccinellidae
(Coleoptera) in apple orchards of eastern West
Virginia and the impact f invasion
by Harmonia axyridis. Entomological News 109: 13
– 142.
Hadi,Mochmad. 2009. Biologi Isecta Entomologi. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Sugir,Nawangsari. 1973. Zoologi Umum. Erlangga:
Jakarta.
MAKALAH INSEKTA
Reviewed by Screamer
on
04:11
Rating:
No comments: