FOOD AND FEEDING HABITS
(KEBIASAAN MAKAN)
(Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Perikanan )
Disusun Oleh :
Muhamad Galih Prayoga
(033041111003)
PROGRAM STUDI MANAJEMAN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nyah sehingga penyusun tugas ini dapat di
selesaikan
Tugas ini disusun untuk di ajukan sebagai tugas Mata
Invertebrata Yang Berjudul “FOOD AND FEEDING
HABITS”
” jurusan sumber daya perairan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sukabumi.
Terima kasih Disampaikan kepada Dosen mata Kuliah Invertebrata
yang telah membimbing dan memberikan
kuliah demi kelancaran tugas ini .
Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat,agar
dapat memenuhi tugas mata kuliah Pengantara Ilmu Perikanan
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Dafrtar Isi .................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah................................................................................ 2
1.3. Tujuan................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Food Habits ( Kebiasaan makanan )..................................................... 3
2.2 Rantai Makanan..................................................................................... 8
2.3 Feeding Habits (Kebiasaan Cara Makan)............................................. 10
2.4 Spesialisasi Kebiasaan Makanan.......................................................... 13
2.5. Deskripsi Analisis kelompok................................................................. 15
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 16
3.2 Saran...................................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Ikan adalah mahluk hidup yang
membutuhkan bahan makanan sebagai sumber energi dan gizi yang diperlukan dalam
melakukan aktifitasnya yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan serta
reproduksi yang dilakukannya. Pada habitat alaminya yaitu perairan bebas sumber
makanan yang diperlukan ikan telah tersedia dengan sendirinya pada kondisi
terkait dengan pola rantai makanan yang ada di perairan tersebut.
Ketersediaan pakan di perairan bebas
memungkinkan ikan untuk memilih dan mencari sumber makanan yang dibutuhkannya
tanpa terbatas ruang dan waktu, sedangkan ikan yang dibudidayakan dalam suatu
petakan tambak relatif tidak mempunyai alternatif lain dalam memilih dan
mencari sumber makanan karena ruang gerak dan habitatnya dibatasi oleh petakan
tambak. Situasi ini mengarahkan ikan dalam suatu kondisi ketergantungan pakan
yang di suplai dari luar lingkungannya, karena ketersediaan pakan alami yang
ada di dalam perairan tersebut semakin menipis dengan bertambahnya ukuran ikan
dan bahkan pada waktu tertentu akan mengakibatkan habisnya pakan alami
tersebut.
Besarnya populasi ikan dalam suatu
perairan antara lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Dari makanan ini
ada beberapa factor yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan
kualitas makanan yang tersedia food habits , mudahnya tersedia makanan, lama
masa pengambilan dan cara memakan ikan dalam populasi tersebut feeding habits,
Jadi kebiasan makan dan cara memakan ikan itu secara alami bergantung kepada
lingkungan tempat ikan itu hidup. Makanan yang telah digunakan oleh ikan tadi
akan mempengaruhi sisa persediaan makanan dan sebaliknya dari makanan yang
diambilnya akan mempengaruhi pertumbuhan. Kematangan pada bagi tiap- tiap
individu ikan ikut serta keberhasilan hidupnya survival. Adanya makanan dalam
perarairan selain terpengaruh oleh kondisi biotic lingkungan seperti suhu,
cahaya, ruang dan luas permukaan.
1.2.
Rumusan masalah
1. Bagaimana kebiasaan ikan mencari
makan dan pengelompokan ikan berdasarkan makananya?
2. Bagaimana rantai makanan pada ikan?
3. Bagaimana kebisaan cara makan pada
ikan?
4. Bagaimana mempelajari tentang
kebiasaan makan ikan serta spesialisasi kebiasaan makan ikan?
1.3.
Tujuan
1. Mendeskripsikan kebiasaan ikan
mencari makan dan pengelompokan ikan berdasarkan makanannya.
2. Mendeskripsikan rantai makanan pada
ikan.
3. Mendeskripsikan kebiasaan cara
makan pada ikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Food Habits ( Kebiasaan makanan )
Food habits ( kebiasaan makan ) adalah
kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang
pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah
plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil, Jika untuk pertama kali ikan
itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat
meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan tidak
dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi
kelaparan dan kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang
antara lain menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar.
Food habits terbagi atas:
1. Kebiasaan makan berdasarkan tempat
1. Ikan dasar perairan domersal yaitu
ikan yang mencari makanan di dasar perairan. Pada umumnya ikan jenis ini
pemakan detritus. Contohnya : ikan lele dan ikan patin.
2. Ikan lapisan tengah perairan, yaitu
ikan yang mencari makan dengan mengapung di tengah perairan. Contohnya: ikan
bawal
3. Ikan permukaan perairan, yaitu ikan
yang mencari makan di permukaan perairan.Contohnya: ikan nila dan gurami.
4. Ikan menempel, yaitu ikan pemakan
bahan organik yang menempel pada benda yang terdapat di dalam air. Contohnya:
ikan nilem.
2. Kebiasaan makan ikan berdasarkan waktu
1. Jenis ikan yang aktif mencari makan
pada siang hari dan beristirahat pada malam hari.Contohnya: ikan mas, nila,
gurami.
2. Jenis ikan yang mencari makan pada
malam hari. Ikan jenis ini pada umumnya mempunyai sungut untuk meraba makanan
di dasar perairan. Contohnya : ikan patin
3. Kebiasaan makan berdasarkan jenis
makanan
Makanan nabati adalah makanan yang
berupa bahan tumbuh-tumbuhan berukuran besar yang mudah dilihat secara kasat
mata. Ikan yang makanannya berupa bahan-bahan nabati ini disebut ikan herbivora
atau ikan vegetaris.
Makanan nabati beberapa contohnya
antara lain adalah ganggang benang atau alga filamen. Beberapa contoh
jenis-jenis ikan herbivora antara lain ikan tawes, nilem, jelawat, sepat siam,
bandeng, gurami dan baronang.
Ikan herbivora pada umumnya mudah
menerima makanan tambahan maupun makanan buatan. Beberapa makanan tambahan yang
diberikan misalnya dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang dan sisa-sisa
sayuran. Pemebrian makanan buatan sebaiknya dicampur dengan bahan hijauan seperti
tepung daun turi, tepung daun lamtoro, tepung daun singkong dll.
Ikan yang berhasil mendapatkan makanan
yang sesuai dengan mulut, setelah bertambah besar ikan itu akan merubah makanan
baik dalam ukuran dan kualitasnya, Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti
pola kebiasaan induknya. Refleksi perubahan makanan pada waktu kecil sebagai
pemakan plankton dan bila dewasa akan mengikuti kebiasaan induknya dapat
terlihat pada sisiknya.
Makanan hewani adalah makanan yang
berasal dari bagianp-bagian hewan makroskopik atau makanan yang berdaging.
Ikan-ikan yang makan bahan hewani disebut ikan karnivora atau ikan pemakan
daging. Daging yang diberikan dapat berupa bangkai maupun hewan hidup yang
berukuran kecil, beberapa contoh ikan karnivora yaitu ikan gabus, ikan betutu,
ikan sidat, ikan arwana, ikan kakap putih, ikan kerapu dll.
Ikan-ikan karnivora pada umumny agak
sulit menerima makanan tambahn terutama pakan buatan. Jenis ikan ini pada
umumnya menyukai makanan berupa cincangan atau gilingan daging ikan atau
hewan-hewan lain yang masih segar. Apabila diberikan makan buatan ikan ini
memerlukan latihan yang lama dan komposisinya harus banyak mengandung bahan
hewani dan aroma cukup merangsang (aroma dagingnya).
Makanan campuran adalah makanan hewani
dan nabati, jenis makanan ini dapat dimakan selagi masih hidup seperti,
gangang, lumut, serangga cacing dan juga dalam bentuk mati seperti limbah
industri pertania, bangkai dll. Ikan yang suka menyantap makanan campuran ini
disebut ikan omnivora, beberapa contoh ikan omnivora yaitu ikan mas, mujair,
lele dll. Ikan omnivora lebih mudah menerima makanan tambahan maupun makanan
buatan sewaktu masih larva, benih maupun dewasa.
Plankton adalah organisme hidup yang
melayang-layang didalam perairan, gerakannnya pasif dan hanya mengikuti arah
arus perairan. Secara bioloogis plankton terdir dari 2 jenis plankton nabati
(phytoplankton) contohnya chlorella, tetraselmis, skeletonema, sprirulina dan
plankton hewani (zooplankton) contohnya branchianus, moina, daphnia, artemia, cyclops,
dan beberapa contoh ikan pemakan plankton yaitu ikan tambakan, yaitu ikan
layang. Ikan pemakan plankton baik dari larva sampai dewasa dapat meneraima
makanan tambahan maupun buatan.
Pengelompokkan ikan berdasarkan
makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan
detritus, ikan buas, dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan kepada jumlah
variasi dan macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi:
1.uryphagic
Euryphagic adalah ikan pemakan
bermacam-macam makanan
2.Stenophagic
Stenophagic adalah ikan pemakan
makanan yang macamnya sedikit atau sempit.
3.Monophagic
Monophagic adalah ikan pemakan
makanannya terdiri dari satu macam makanan .
Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan
diri dengan persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yang
berlaku, Dalam suatu daerah geografis luas untuk suatu spesies ikan yang hidup
terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan kebiasaan makanannya. Perbedaan ini
bukan untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua ukuran, Jadi untuk satu spesies
ikan dengan ukuran yang sama dalam daerah berbeda, dapat berbeda kebiasaan
makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada spesies ikan yang hidup
dalam perairan tawar, namun dalam suatu perairanpun kalau terjadi perubahan
linkungan sehingga menyebabkan perubahan persediaan makanan. Ikan akan merubah
kebiasaan makanannya. Pada kultur ikan bandeng di Filipina, dengan mengunakan
system kultur yang baru, ikan bandeng tersebut dipaksa memakan plankton lain,
kita mengetahui bahwa makanan ikan bandeng adalah thi air (lablap) yang terdiri
dari kelompok ganggang hijau biru.
Di dalam bidang kultur memang sering
diadakan pemaksaan perubahan kebiasaan makanan ikan dengan memberi makanan
alami lain atau dengan makanan buatan yang cukup mengandung zat-zat kebutuhan
tubuh termasuk beberapa vitamin yang diperlukan.
Berdasarkan makanannya secara garis
besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, predator dan
sebagainya. Kenyataanya banyak overlap disebabkan oleh keadaan habitat
sekelilingnya dimana ikan itu hidup, oleh karena itu dalam pemeriksaan untuk
menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya memerlukan contoh yang besar
diambil dari berbagai macam lokasi, apabila satu spesies ikan telah di ketahui
secara umum kebiasaan makanannya, tetapi ketika diambil dari suatu perairan
tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat
itu secara alami tidak sesuai dengan ikan itu. Banyak sekali penelitian yang
menunjukkan walaupun ikan itu sama spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila
habitat perairannya sedikit berbeda hasilnya tidak sama, dengan demikian
penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat relatif. Faktor yang
harus diperhatikan dalam hubungan ini ialah faktor penyebaran organisme sebagai
makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri
serta faktor-faktor yang mempengaruhi perairan.
Berdasarkan penelitian yang diambil
dari bermacam habitat yang berbeda, hasilnya menunjukkan bahwa ikan menduduki
posisi rantai makanan yang berbeda untuk tiap habitat. Penyebarabn organisme
makanan ikan di dalam suatu komuniti umumnya akan didapatkan bahwa beberapa
persen spesies organisme mempunyai jumlah individu banyak. Spesies sisanya
berjumlah banyak dengan masing-masing jumlah individu sedikit atau jarang.
Penyebaran organisme makanan yang
dominan menyebabkan pengambilan makanan itu akan bertambah sedangkan
pengambilan organisme yang lain oleh ikan itu akan menurun. Ketersediaan
makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila kita menganalisa
makanan ikan itu dan membandingka nnya dengan makanan yang terdapat dalam
perairan. (Djambatan; 2001:321).
2.2
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah proses
makan-dimakan sehingga tebentuk suatu ikatan antara mangsa dan pemangsa food
chains. Plankton tumbuh-tumbuhan pada waktu mengadakan fotosintesa, menggunakan
CO2 dan air dengan bantuan utama cahaya membuat hidrat arang dan menghasilkan
zat asam yang berguna untuk ikan. Dengan demikian plankton dapat memproduksi
zat organic dari zat anorgani, maka plankton tersebut dinamakan “penghasil
awal”. Organisme yang memakan penghasil awal dinamakan “pemakan awal”.
Organisme yang memakan pemakan awal dinamakan “pemakan kedua”. Pemakan kedua
akan dimakan pemakan ketiga dan seterusnya. Susunan demikian itu yang dimaksud
dengan rantai makanan. Panjang pendeknya rantai makanan bergantung kepada
macam, ukuran atau umur ikan. Ikan buas yang besar merupakan pemakan yang
tertinggi, akan tetapi akan lebih rendah dari pada organisme pemakan ikan buas
tersebut.
Kebutuhan energi total dari anggota
mastarakat biota yang terlibat dari jaringan makanan dalam keadaan keseimbangan
yang dinamik, artinya, sebanyak energi yang masuk dalam suatu sistem, sebanyak
itu pula energi yang keluar dari sistem itu. Energi berasal dari matahari, dan
hanya tumbuh-tumbuhan, hijau yang dapat mengubah energi ini menjadi makanan
hewan, maka jumlah hewan yang hidup harus kurang dari jumlah seluruh
tumbuh-tumbuhan yang hidup, yakni biota tempat hewan-hewan, bertumpu pada
kelebihan energi yang dihasilkan, setiap hewan yang melaksanakan kegiatannya
memanfaatkan sebagian energi yang terdapat dalam makanan dan mengubahnya
(membuangnya) dalam bentuk kerja dan panas.
Rantai makanan ini, semua kehidupan
hewan tergantung pada kemampuan tumbuh-tumbuhan hijau untuk berfotosintesis, di
laut, fitoplankton merupakan produsen makanan yang utama, tingkat selanjutnya
adalah pemindahan energi dari makanan utama tersebut ke dalam rantai makanan.
Kolam ikan merupakan contoh yang baik
untuk mengetahui rantai makanan dalam keadaan sangat disederhanakan. Disini
akan terlihat pola pengelolaan yang direncanakan untuk menyalurkan energi
melalui rantai makanan yang diusahakan sependek mungkin, bila rantai makanan
itu semakin panjang maka produksi terakhir yang di capai tidak secepat pada
ikan dengan rantai yang pendek.
Kebanyakan para ahli biologi aquatik
menyetujui bahwa bakteria dan alga merupakan dasar bagi rantai makanan. Bakteri
mengunakan material sisa yang komplek menjadi bentuk yang lebih sederhana. Alga
sanggup menggunakan garam-garam anorganik yaitu zat asam arang dan air dengan
adanya sinar matahari membentuk zat organik, akan tetapi rantai makanan dari
bakteria ke ikan bukan merupakan rantai makanan satu seri rantai makanan
melainkan bentuknya lebih komplek, sehingga akan tepat apabila disebut jaring
makanan karena terdiri dari berbagai rantai makanan yang saling bertautan.
Konsep klasik dalam rantai makanan
aquatik, bahwa zooplankton dianggap sebagai rantai pertama yang penting untuk
pengahasil kedua. Konsep ini berdasarkan penelitian rantai makanan di laut
daerah utara dimana tiap tahap tropiknya dapat dengan mudah diikuti. Kedudukan
zooplankton bila makin dekat ke daerah pantai makin kurang peranannya, bahkan
di daerah eustuarin, kepentingan phytoplankton menjadi nomor dua.
Di daerah pantai yang mempunyai
peranan dalam rantai makanan sebagai rantai pertama diantaranya rumput lau
daerah pantai spartina, rumput laut (Thalassia,dsb), makro algae, mangrove dan
mikroflora benthic. Ikan sebagai pemakan detritus dari organisme tersebut
sebagi energi menggantikan zooplankton sebagai rantai pada herbivore. Beberapa
spesies ikan yang telah sukses sebagai pemakan detritus materual tanaman mikro
dan makro benthic di daerah pantai adalah ikan bandeng, dan belanak. Ikan
pemakan detritus yang sukses hidup di air tawar diantaranya adalah ikan mas,
ikan mujair, ikan nila. (Djambatan;2007:312).
2.3
Feeding Habits (Kebiasaan Cara Makan)
Kebiasaan cara makan adalah kapan
waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya. Kebanyakan cara ikan
mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan juga
digunakan untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan
yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh. Ikan yang menggunakan mata
dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk
ukuran mulutnya, tetapi ikan yang menggunakan pembauan dan persentuhan tidak
melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima
atau ditolak.
Berdasarkan kepada kebisaan hidup
dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda untuk mengambil
makanannya.Letak mulut ada yang inferior(dibawah kepala),seperti dalam golongan
Elasmobranchia, Acipencer,Polyodon, dan lain-lain. Mulut yang letaknya
terminal(di ujung dapan kepala)terdapat kebanyakan ikan. Mulut ikan yang
letaknya superior (di bagian atas) terdapat sperti ikan Hyporhamphus, selain
letaknya, mulut ikan bervariasi baik dalam bentuk, besar dan perlengkapan
lainnya seperti gigi, alat peraba dan lainnya.
Variasi pada tiap-tiap spesies ikan
merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian fungsi ekologi yang
memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak
mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu
yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil kecil
sekali terjadi persaingan interspesifik, dengan kata lain bahwa spesies
tertentu itu mengadakan penyesuaian ysng menguntungkan dalam cara pengambilan
makanan terhadap lingkungannya.
Mata bagi larva ikan merupakan indera
yang penting untuk mencari dan menangkap makanannya, bila larva menemukan
mangsa didepan tubuhnya ia akan beraksi dengan menggerakkan mata sehingga
berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ia menggerakkan tubuh berupa
loncatan-loncatan kecil, bila mangsa sudah dekat yaitu kira-kira 1–2 mm di
depan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari posisi badan berbentuk huruf
kemudian menangkap mangsa tadi, biasanya mangsa seperti Copepoda tidak akan
tinggal diam, tetapi mengadakan reaksi. Pergerakan larva merupakan perangsang
mangsa mengadakan pergerakan bila mana larva suda mendekat kira-kiar 2–3 mm
mangsa akan meloncat sebelum ditangkap. Mangsa Diaptomus dapat mengadakan satu
kali loncatan sejauh 5 mm. Mangsa yang sudah meloncat biasanya masih dalam
jarak penglihatan larva. Persentase sukses pengambilan mangsa oleh larva
bergantung pada kepadatan mangsa yaitu berkisar 20%.
Ikan pemakan mempunyai mulut relative
kecil dan umumnya tidak ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam
dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring
plankton yang di makan. Plankton yang masuk ke dalam mulut bersama-sama air.
Plankton akan tinggal dalam mulut sedangkan airnya akan melalui celah insang.
Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat
pencernaan tidak mempunyai lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan
plankton relative panjang tetapi tidak dilengkapi dengan perlengkapan sempurna
untuk mencerna. Ikan pemakan plankton jika makan ada yang suka membentuk suatu
kelompok dan mencari kelompok plankton yang padat, bila mereka menemukan yang
dapat mereka makan dengan intensif dan lebih cepat dari pada makan ikan yang
makannya terisolir, sebaliknya ikan pemakan benthos dan ikan buas makanannya
kurang intensif kalua mereka berkelompok tetapi makan lebih intensif kalau
terisolir.
Ikan pemakan dasar pada waktu mencari
makanan mengunakan sungut untuk meraba dasar perairan. Persentuhan sungut
dengan mangsa atau makanannya akan menggerakkan mulut untuk mengambil mangsa.
Kebanyakan makanan yang diambil terdiri dari invertebrata. Mulut pemakan dasar
ada yang dilengkapi dengan gigi halus yang memenuhi ruang atas dan bawah,
tetapi ada pula yang tidak dilengkapi dengan gigi seperti yang terdapat pada
ikan. Ikan mas yang sudah tua dan besar akan merubah kebiasaan makanannya dari
pemakan dasar menjadi pemakan rumput.
Umumnya ikan buas mencari mangsa
mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari makanan dengan berenang kian kemari,
tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang
terlindung, Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas yang suka berkelompok
jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara
intensif dan cepat jika dibandingka dengan ikan yang terisolir, tetapi hal ini
bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanan tadi. Kadang-kadang ikan
buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa
tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang terlepas,
kalau kelompok ikan tadi dalam keadaan terpencar maka ikan predator akan makan
secara intensif.
Sehubungan dengan kebiasaan ikan
mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakan Feeding Periodicity
masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24 jam. Bergantung kepada ikannya
feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali. Lamanya ada yang satu jam
atau dua jam bahkan ada yng terus menerus. Pada ikan buas yang memakan mangsa
yang ukuran besar interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari.
Feeding periodicity ikan nocturnal aktif pada malam hari dimulai dari matahari
terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari. Feeding
periodicity ini berhubungan dengan suplay makanan juga dengan musim, kalau
kondisi lingkungan menjadi buruk feeding periodicity dapat berubah, bahkan
dapat menyebabkan terhentinya pengambilan makanan. (Djambatan; 2007:421).
2.4
Spesialisasi Kebiasaan Makanan
Aktifitas mencari makan pada ikan di
alam bebas merupakan pekerjaan harian yang rutin dimana makanan tadi diketahui
oleh ikan dengan cara penglihatan, perabaan, pembauan. Makanan yang tersedia di
alam dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat diketahui dengan mengambil contoh
makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar diet harien yang
diambil ikan berbagi umur dan ukuran.
Berdasarkan tentang kebiasaan,
kesukaan dan macam-macam makanan ikan harus menyertakan pertimbangan terhadap
morfologi fungsional dari tengkorak, rahang dan alat pencernaan ikan tersebut,
dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dapat diketahui gizi alami dan
pembatas-pembatas kebiasaan makanan yang mungkin timbul. Ikan tanpa struktur
mulut untuk menghisap lumpur tidak akan mendapatkan makanan di bawah batubatu
besar padahal makanan disitu cukup banyak.
Menurut Kasjian Romi Mohtarto dan Sri
Juwana, dalam bukunya Biologi Perikanan (2008:451), menyatakan bahwa. feeding
habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan sering kali di hubungkan dengan
bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan
alat pencernaan makanannya, jadi ikan herbivore secara sederhana dapat
dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan
mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena itu ikan pemakan tumbuhan
cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicerna. Ikan herbivora ini
harus dapat mengekstraksi nutrient melalui ususnya yang panjang, jadi usus ini
berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama
untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna,
secara kontras ikan karnivor mempunyai usus yang lebih pendek khusus.
Beberapa garis besar morfologi usus
macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan makanannya. Ikan herbivore tidak
mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat menyaring
phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu
bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekreasikan asam, mudah
mengembang, terdapat di bagian muka alat pencern makanannya). Ususnya panjang
berliku-liku, dindingnya tipis.
Ikan karnivora mempunyai gigi untuk
menyergap, menahan dan merobek mangsa dan jari-jari tapis ingsangnya
menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut dan mengilas mangsa, punya
lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.
Ikan omnivore mempunyai system
pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Pengelompokan ikan
berdasarkan kepada macam makanannya telah dikenal yaitu sebagai ikan pemakan
plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, pemakan insecta, pemakan bangkai,
ikan buas dan ikan pemakan campuran, namun banyak ikan yang mempunyai daya
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkunganya dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya.
Ikan yang mempunyai keistimewaan
khusus dalam kebiasaan makanannya dan mencari makanan terdapat pada ikan mas.
Nilai ekonomi di daerah musim empat, pada waktu musim dingin makanan bagian
terbesarnya adalah makanan yang pada waktu musim panas terbawa dengan makanan
lainnya.
2.5.
Deskripsi Analisis kelompok
Dari analisis kami yaitu kelompok I
kenapa pentingnya kita memahami dan mengetahui bagaimana cara makan ikan,
rantai makanan pada ikan, kebiasaan cara makan ikan, serta sepesialisasi
kebiasaan makan ikan, agar kita mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ikan
dari segala aspek manapun, karena kita mempelajari ilmu perikanan ini, penuh
dengan maanfaat yang terkandung di dalamnya. Ikan merupakan salah satu
sumberdaya yang penting bagi manusia, nilai-nilai kepentingan yang lainnya dari
ikan antara lain dapat memberikan maanfaat untuk rekreasi, nilai ekonomi atau
bernilai komersial, dan ilmu pengetahuan untuk masyarakat, dan dari sinilah
kita juga dapat mengetahui bagaimana cara lebih mudah untuk mendapatkan ikan
khususnya bagi masyarakat yang berada di daerah pesisir pantai atau nelayan, dengan
mengetahui cara makan ikan, kebiasaan cara makan ikan, serta sepesialisasi
kebiasaan makan ikan. Seperti contohnya biasaanya beberapa spesies ikan
tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan
kecil sekali terjadi persaingan interspesifik, dengan kata lain bahwa spesies
tertentu itu mengadakan penyesuaian yang menguntungkan dalam cara pengambilan
makanan terhadap lingkungannya.
Pembudidaya ikan, sangatlah perlu
untuk mengetahui habitat dan cara makannya, contohnya:Ikan mas yang sedang
banyak di budidayakan selain nilai ekonomi yang tinggi ikan mas juga memiliki
ke istimewaan dalam cara makannya: Nilai ekonomi di daerah musim empat, pada
waktu musim dingin makanan bagian terbesarnya adalah makanan yang pada waktu
musim panas terbawa dengan makanan lainnya. Pembudidaya sangat penting
mengetahuinya, saat pembudidaya di hadapkan pada subsistem proses produksi
nantinya yang mencakup kegiaatan sejak persiapan wadah kultur, penebaraan
(stocking), pemberiaan pakan, pengelolaan lingkungan, pengelolahan kesehatan
ikan, pemantauan ikan hingga pemanenanya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Food habits (kebiasaan makan) adalah
kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Berdasarkan makanannya
secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora,
predator dan sebagainya.
Rantai makanan adalah proses
makan-dimakan sehingga tebentuk suatu ikatan antara mangsa dan pemangsa food
chains.
Kebiasaan cara makan adalah kapan
waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya. Berdasarkan kepada kebisaan
hidup letak mulut ada yang inferior (di bawah kepala), Mulut yang letaknya
terminal (di ujung dapan kepala), Mulut ikan yang letaknya superior (di bagian
atas).
Variasi pada tiap-tiap spesies ikan
merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian fungsi ekologi yang
memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu daripada ikan lain yang tidak
mempunyai bentuk.
3.2
Saran
Makalah ini mempunyai banyak
kekurangan tapi juga mempunyai kelebihan, yaitu memberikan tambahan ilmu bagi
pembaca makalah ini. Oleh karena itu dari penulis memohon banyak masukan yang
dapat membangun dan menyempurnakan makalah ini. Diharapkan juga melalui makalah
ini para pembaca dapat lebih memahami tentang perkembangan terhadap ikan dengan
berbagai macam tahapan cara makan pada ikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,2012.http://www.iftfishing.com/fishing-guide/pemula/mengenal-kebiasaan-makan-ikan.
(diakses pada tanggal 9 April 2012)
Effendie Ichsan Moch, Prof. Dr. M.Sc,
1997. Biologi Perikanan, Yayasan Pustaka Nusatama, Bogor, Indonesia.
Troler,Jhon A,and Chhristian, J.H.B.
1978.Water activity and food,Academic press, New York.
Frazier, WC. and Westhoff, DC. 1979.
Food microbiology, Tata McGraw-Hill Pub. Co. Ltd, New Delhi.
Stansby, Mawice, E.1980. Industrial
Fishery Technology, Robert E. Krieger Pub. Co. Humington, New York.
Edy, Fachrur, Rijal. Nany, Mariah, Q.
Rizky, Kurnia, P. M. Agus, Ferdian. 2011. Habitat dan cara makan Ikan.
http://dudulsmansa.wordpress.com. (diakses pada tanggal 9 April 2012).
FOOD AND FEEDING HABITS (KEBIASAAN MAKAN)
Reviewed by Screamer
on
04:08
Rating:
http://sellasx.blogspot.com/2017/05/penganiaya-dan-pembunuh-ibu-dan-anak-di.html?view=classic
ReplyDelete