Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan DO dan BOD
DO dan BOD
1. Tinjauan
Pustaka
Oksigen terlarut
adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup dalam air
tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal
yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya.
Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses
fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah
tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk kedalam air dengan kecepatan
terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi
tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air, semakin
rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danau di pegunungan yang tinggi mungkin
mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau pada permukaan laut.
BOD atau Biochemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen
biologis merupakan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organismee
untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam air. Dengan kata lain, BOD
menunjukkan kebutuhan oksigen oleh organismee untuk mengoksidasi bahan-bahan
buangan yang terlarut dalam air.( Metclaf,Eddy. 2003. Waste Water Engineering
Design).
Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri
untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat
organik yang tersuspensi dalam air. (Alaert.G dan Sri Sumestri Santika,Msc.
1984. Metoda Penelitian Air).
BOD penting untuk mengetahui banyaknya zat anorganik yang
terkandung dalam air limbah. Makin banyak zat organik, makin tinggi BOD-nya.
Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya, matahari, pertumbuhan biologik,
gerakan air dan kadar oksigen. .( Metclaf,Eddy. 2003. Waste Water Engineering
Design).
2.
Prosedur
Kerja
2.1
Penentuan Dissolve Oxygen
Metode
Titrasi Winkler (Iodometri)
·
Prosedur
Pengambilan
Botol Winkler yang digunakan untuk mengambil sampel harus
bersih, dan telah dibilas dengan air suling terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pengkondisian cairan yang akan digunakan
untuk mengisi botol. Hal yang sama juga berlaku untuk alat-alat pengambilan
sampel yang digunakan. Alat-alat ini harus bersih dan tidak mengandung sisa
dari bekas sampel yang lama, khususnya tumbuhnya jamur dan lumut harus
dicegah. Pengambilan sampel dilakukan di sungai dibawah permukaan air
sekitar 5 m. kemudian di tempatkan dalam botol sampel/ botol winkler sampai
penuh, kemudian di tutup.
Selama
penentuan oksigen terlarut, baik untuk DO maupun BOD, diusahakan seminimal
mungkin larutan sampai yang akan diperiksa tidak berkontak dengan udara bebas.
Sampel dalam botol winkler kemudian ditentukan DO-nya dengan titrasi winkler.
·
Prosedur
Pengukuran DO
Alat
– alat :
1.
Botol Winkler
yang volumenya telah diketahui dengan
ketelitian ± 0,1 ml lengkap dengan tutupnya
2.
Kotak inkubator
3.
Pipet ukur 10 ml
4.
Gelas arloji
5.
Pipet tetes
6.
Erlenmeyer 250
7.
Labu ukur 100 ml
Bahan :
1.
MnSO4 .
2H2O 20 g
2.
NaOH 26 g
3.
KI 7,5 g
4.
NaN3 0,5
g
5.
Indikator amilum
6.
Na2S2O3
3,1025 g
7.
K2Cr2O7
0,1205 g
8.
KI murni 2 g
9.
H2SO4
4 N 40 ml
10.
Akuades
11.
Es batu
Pembuatan Reagen :
a.
Larutan Mangan
Sulfat
Larutkan MnSO4 . 2H2O 20 g didalam 50
ml akuades pada labu takar
b.
Larutan alkali –
iodide – azida
Larutkan secara terpisah 25 g NaOH, 7,5 g KI dan 0,5 g NaN3.
Campurkan dalam labu takar dan
diencerkan dengan akuades sampai 50 ml lalu didinginkan
c.
Larutan
tiosulfat 0,025 N
Na2S2O3 3,1025 g dilarutkan
dalam labu takar dengan akuades sampai 500 mL. Diawetkan dengan tambahan 0,25 g
NaOH
-
Standarisasi
larutan tiosulfat dengan titrasi K2Cr2O7 0,025
N untuk meningkatkan ketelitian
Dilarutkan 0,1205 gr dalam labu ukur 100 ml (K2Cr2O7
sebelumnya harus dikeringkan pada suhu 105oC selama 2 jam lalu
didinginkan dalam desikator). Dipipet 20 ml larutan K2Cr2O7
kedalam Erlenmeyer 250 ml diencerkan dengan aquades sampai 100 ml ditambah
2 gr KI murni (p.a) dan 10 ml H2SO4
4 N. dikocok dan disimpan dalam pada tempat gelap selama 5 menit.
Dititrasi dengan larutan nantrium tiosulfat yang akan distandarkan bila warna
kuning dalam larutan hamper hilang ditambah 2 ml indicator amilum. Diteruskan
titrasi sampai warna biru yang baru muncul habis menjadi bening.
Cara
kerja Penentuan DO:
1.
Dipipet 2 ml larutan mangan sulfat kedalam
sampel yang ada dalam botol winkler
dimana penambahan dilakukan di bawah
permukaan cairan.
2.
Ditambah 2 ml
larutan alkali-iodida-azida kemudian
botol ditutup kembali untuk mencegah udara terperangkap udara luar, kemudian
dikocok dengan membalik-balikkan botol
beberapa kali.
3.
Dibiarkan 10 menit agar gumpalan mengendap.
Setelah pengendapan sempurna , maka bagian larutan yang
jernih dikeluarkan dari botol dengan menggunakan pipet ; sebanyak kurang lebih 100 ml dipindahkan dalam
Erlenmeyer 500 ml.
4.
Ditambahkan 2 ml
H2SO4 pekat dikocok, dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml
5.
Dititrasi dengan
larutan tiosulfat 0,025 N sampai timbul warna kuning pucat.
6.
Ditambah
indicator kanji 1- 2 ml sehingga timbul warna biru. Titrasi dilanjutkan sampai
warna biru hilang, dicatat volum titrasi dan volum contoh
Perhitungan
Penentuan nilai oksigen terlarut (DO) dengan rumus:
DO(ppm) =
V Na2s2o3 x N Na2s2o3 x 8
x 1000
V sampel
2.2
Penentuan BOD
Pada
penentuan BOD, digunakan Metode Titrasi Winkler (Iodometri) yang sama dengan
metode pada penentuan DO. Perlakuan yang berbeda adalah pada perlakuan awal
sebelum titrasi winkler, meliputi :
·
Prosedur
pengambilan sampel
Botol Winkler yang digunakan
untuk mengambil sampel harus bersih, dan telah dibilas dengan air suling
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
pengkondisian cairan yang akan digunakan untuk mengisi botol. Hal yang
sama juga berlaku untuk alat-alat pengambilan sampel yang digunakan. Alat-alat
ini harus bersih dan tidak mengandung sisa dari bekas sampel yang lama,
khususnya tumbuhnya jamur dan lumut harus dicegah. Pengambilan sampel dilakukan di sungai dibawah permukaan air
sekitar 5 m. kemudian di tempatkan dalam botol sampel/ botol winkler sampai
penuh, dikondisikan Ph pada 7,0 ± 0,1
dengan menggunakan asam atau basa
kemudian langsung di tutup.
Selama penentuan oksigen
terlarut, baik untuk DO maupun BOD, diusahakan seminimal mungkin larutan sampai
yang akan diperiksa tidak berkontak dengan udara bebas.
·
Prosedur
pengenceran sampel
Oleh karena jumlah oksigen dalam botol terbatas, maksimum 9
mg O2/L tersedia, maka oksigen terlarut pada akhir inkubasi antara 3
dan 6 mg O2/L sehingga perlu diencerkan. Karena COD sampel belum
diketahui, untuk menaksir pengenceran (Derajat Pengenceran/ P) yang cocok disesuaikan dengan sumber atau asal sampel
(Tabel 10.2 di lampiran) . Untuk air sungai yang tercemar zat organic, maka
dipilih P = 0,25; 0,125 dan 0,0625. Air
buangan penduduk P = 0,015 dan 0,075. Dan air dari buangan industry P= 0,075;
0,004; 0,002; dan 0,001.
·
Prosedur
pembawaan sampel BOD ke lab
Botol BOD ini disimpan dalam
incubator (suhu 20o C) selama kira-kira 1 jam saat di bawa ke lab.
·
Penyimpanan
sampel selama 5 hari
Jika suhu awal sampel lebih dari 20o C, maka
setelah pendinginan 1 jam, volum larutan akan berkurang, sehingga ditambahkan
kembali air pengencer sehingga di dalam botol tertutup tidak ada gelembung
udara. Kemudian disimpan terus dalam incubator (suhu 20o C) selama 5
hari.
·
Penentuan BOD
dengan titrasi Winkler (sama seperti pada penentuan DO)
Perhitungan untuk kadar
BOD:
BOD
(ppm) = 5x (DO awal – DO akhir)
3. Data
Hasil Pengamatan
-
Penentuan DO
Awal
Perkotaan
·
Permukaan (A)
DO(ppm) =
12 ml x 0,025 N x 8 x 1000 = 8,187 ppm
293,11 ml
·
Kedalaman (C)
DO(ppm) =
11,2 ml x 0,025 N
x 8 x 1000 = 7,676 ppm
297
-
Penentuan DO
akhir
Perkotaan
·
Permukaan (A)
DO(ppm) =
9,1 ml x 0,025 N x 8 x 1000 = 6,289 ppm
289,4 ml
·
Kedalaman (C)
DO(ppm) =
7,5 ml x 0,025 N x
8 x 1000 = 5,117 ppm
293,16
ml
-
Penentuan BOD
Perkotaan
·
Permukaan (A)
BOD (ppm) = 5x ( 8,817 – 6,289 ) = 12,64 ppm
·
Kedalaman (C)
BOD (ppm) = 5x ( 7,676 – 5,117 ) = 12, 729 ppm
4. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, pada penentuan DO, untuk
sampel air pada permukaan (A) memiliki nilai DO yang lebih tinggi daripada
nilai DO sampel air kedalaman (C) karena pada permukaan air berinteraksi dengan
oksigen dari udara secara langsung, sedangkan pada air kedalam tidak. Selain
itu pada air kedalaman (C) juga dipengaruhi oleh organisme seperti ikan , hewan air, dan
tumbuhan air yang hidup di dalam air dan bergantung pada oksigen terlarut dalam
air. Hal ini yang menyebabkan kadar DO di kedalaman makin kecil.
Pada penentuan BOD, air permukaan (A) akan memiliki kadar
BOD lebih rendah dari pada BOD air
kedalaman (C). Rendahnya BOD di air kedalaman dikarenakan ketergantungan organisme seperti air ikan , hewan air dan tumbuhan air
yaitu pada oksigen dalam air akan
semakin tinggi.
5. Kesimpulan
Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi DO paling besar yaitu pada daerah permukaan
karena kontak langsung dengan udara luar. Sedangkan untuk BOD konsentrasi
paling tinggi pada daerah kedalaman tertentu karena semakin banyaknya
mikroogranisme didaerah kedalaman sehingga kandungan oksigennya semakin sedikit.
kumpulan artikel cara perhitungan BOD dan COD disini
Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan DO dan BOD
Reviewed by Screamer
on
17:35
Rating:
No comments: