Kilas Balik Sejarah islam
Mari
mengingat kembali
Sangat
tidak tidak fair dan tidak proporsional para guru kita dan bahkan para dosen
menjelaskan ilmu ekonomi mulai dari tingkat SMP SMA dan berbagai fakultas
ekonomi atau perguruan tinggi dibidang okonomi. Selama ini kita memperoleh
informasi bahwa ilmu ekonomi berawal dari zaman yunani kemudian loncat ke ADAM
SMITH. Ketidak fairan muncul ketika satu pihak kita mengangkat derajat adam
smith bahkan menobatkannya sebagai bapak ekonomi tetapi dipihak lainnya kita
tidak menceritakan kepada khalayak khususnya kalangan akademis bahwa dalam
bukunya The Wealth Of Nation volume 5 halaman 365 menyatakan bahwa
ekonomi yang paling maju adalah ekonomi bangsa arab yang dipimpin oleh Muhammad
bin Abdullah dan orang orang sesudahnya. Pernyataan ini tidak pernah
disampaikan kepada kita sehingga berakibat tidak adanya apresiasi kita terhadap
ekonmi isalm karena seakan akan tidak ada kontribusi dari pemikiran ekonomi
Islam terhadap ilmu ekonomi yang ada saat ini.Coba kawan membaca buku sejarah
ekonomi yang ditulis oleh J. Schumpter ataupun buku ekonominya Paul. A.
Samuelson –masih ingat ngga’ mereka itu- terdapat diagram ilmu ekonomi, dimana
puncak tertinggi dari ilmu ekonomi adalah “bible”. Keanehan yang terdapat pada
buku mereka adalah adanya suatu loncatan yang jauh yang mereka sebut dengan The
Greats Gaps. Loncatan jauh itu menurut mereka dari zaman filosof
yunani (aristoteles, plato, dll) tiba tiba muncul nama St. Thomas Aquinas
(1225-1274M), dan St. Albeertus Magnus (1206-1280M). Padahal jarak mereka
ratusan tahun. Keanehan inilah yang mereka sebut dengan masa masa The
Dark Age –masa masa kegelapan bangsa bangsa eropa- mereka
menganggap seluruh dunia ini masih dalam masa kegelapan, tapi nyatanya adalah
masa kegelapan eropa pada waktu itu adalah masa keemasan khilafah Islamiyah.
Khususnya pada saat itu timur tengah –tepatnya turki utsmani- adalah jalur
utama perdagangan antara timur dan barat. Tapi mereka mencoba menghilangkan
pengaruh ummat Islam dalam kancah perekonomian
dunia.
Tahukah kawan, berapa abad kegemilangan perekonomian yang dibangun oleh ummat
Islam zaman dulu yang ingin mereka sembunyikan dari sejarah? Hampir kurang
lebih 7-8 abad lamanya. Disepanjang zaman itu bermunculan ekonom ekonomi muslim
seperti, pada fase pertama,
Zaid Bin Ali (80-120 /699-738 M)
Abu
Hanifah (80-150 H/699-767 M)
Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
Muhammad Bin
Hasan Asy Syaibani (132-189 H/750-804 M)
Abu Ubaid Al-Qosim Bin Salam
(150-224 H/838 M)
Yahya Bin Umar (213-289 H),
Harits Bin Asad Al-Nuhasibi (243
H/858 M)
Fase kedua,
Asy-Syatibi (w.790 H/1388 M),
Ibnu Khaldun
(732 H-808 H/1332-1406 M),
Al-Maqrizi (766-845 H/1364-1442 M),
Fase ketiga,
Shah Wali Allah (w.1176 H/1762 M)
Muhammad Iqbal (w.1357 H/1938 M),
Abu a’la al
maududi.
Fase ke empat, M. Umar Chapra, M. Najetullah Siddiqi, Muhammad
Baqir As-Sadr. Muhammad Abdul Mannan, Syed Nawab Haider Naqvi, Monzer Kahf,
Sayyid Mahmud Taleghani dll. Mereka mereka ini terutama yang hidup pada
fase pertama dan kedua menjadi rujukan para pemikir ekonom barat bahkan banyak
buku mereka atau pemikiran mereka dibajak habis habisan. Salah satu contoh saja
buku the wealth nation-nya Adam Smith di indiaksikan adalah
bajakan dari bukunya Abu Ubaid dengan judul Al-Anwal
yang memliki arti yang sama dengan bukunya Adam Smith. Tidak percaya,,? Baca
buku ini sampai tuntas.Kawan, Para pemikir ekonom Muslim dahulu tidak menafikan
kalau mereka dipengaruhi oleh pemikiran filosof yunanai sepeerti xenophoni,
plato, Aristoteles dll. Sebagai contoh di zaman abbasiyah banyak buku buku
mereka yang diterjemahkan dalam bahasa arab dan mempengaruhi pemikiran
pemikiran ekonom muslim, selama pemikiran mereka itu tidak bertentangan dengan
ajaran Islam, terutama dalam hal pengharaman Riba. Bahkan agama yahudi dan
Kristen mengharamkan riba ini. Riba inilah sebenarnya permasalahan utama dalam
bisnis sekarang ini. Sebagai bukti akan bobroknya ekonmi bunga saya dibawah ini
adalah beberapa dari efek penerapan bunga (riba):v
Kilas Balik Sejarah islam
Reviewed by Screamer
on
07:54
Rating:
No comments: