RANCANGAN PERCOBAAN “ANALISA PERAGAM”

RANCANGAN PERCOBAAN
“ANALISA PERAGAM”

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rancangan Percobaan )

UMMI.jpg


                          Disusun Oleh :
                          Galih Prayoga(033041111003)


MANAJEMAN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah  ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah   ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan Penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah  ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah  ini  Penulis  akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Peragam
Analisis peragam memerlukan pengukuran sifat utama yang diminati dan pengukuran satu atau lebih peubah yang dikenal sebagai peragam. Juga memerlukan hubungan fungsi antara peragam dengan sifat utama yang diketahui sebelumnya. Analisis peragam dapat digunakan pada berbagai jumlah peragam dan berbagai jenis hubungan fungsi antar peubah, namun yang umum digunakan dalam penelitian pertanian adalah peragam (x) yang berhubungan contoh linear dengan peubah utamanya (y).
Selain digunakan untuk mengendalikan galat percobaan dan mengoreksi rataan perlakuan, analisis peragam juga dapat digunakan untuk menduga data yang hilang dan membantu menafsirkan hasil percobaan. Apabila analisis peragam digunakan untuk pengendalian galat dan mengoreksi rataan, peragam harus tidak dipengaruhi perlakuan yang sedang diujikan, sedangkan untuk menafsirkan hasil percobaan, maka peragam harus berhubungan dengan perlakuan, akan tetapi memerlukan lebih banyak keterampilan dan pengalaman dan dengan bantuan pakar statistik.
Analisis peragam merupakan perluasan dari analisis ragam, sehingga semua anggapan untuk analisis ragam juga berlaku untuk analisis peragam. Sebagai tambahan, analisis peragam memerlukan :
1. Hubungan antar sifat utama yang diamati Y dan peubah X adalah linier.
2. Hubungan linier ini, atau lebih khusus koefisien regresi, tetap antar sumber keragaman lain yang diketahui seperti perlakuan dan kelompok.

Dalam kaitannya dengan mengoreksi data, perbaikan yang dilakukan oleh analisis peragam meliputi dua hal, yaitu rataan perlakuan dikoreksi sampai nilai yang seharusnya diperoleh, di mana tidak ada perbedaan dengan adanya peragam, kemudian galat percobaan dikurangi dan ketepatan untuk membandingkan rataan perlakuan dinaikkan. Selain itu data yang diperlukan untuk penggunaan teknik peragam untuk pengendalian galat adalah pengamatan berpasangan (X,Y) diukur pada setiap dan semua satuan percobaan di mana X menunjukkan peragam dan Y sebagai sifat utama yang diamati. Karena cara perhitungannya beragam dengan rancangan percobaan yang digunakan, di sini diberikan tiga contoh sidik peragam rancangan acak lengkap, rancangan kelompok lengkap teracak, dan rancangan petak-terbagi.
Contoh Sidik Peragam dari data Rancangan Acak Lengkap

Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah hasil Kali
d.b.
Y Dikoreksi Terhadap X
XX
XY
YY
JK
KT
Fb
Perlakuan
9
20,82
4,90
73,30
Galat
40
515,20
305,60
312,20
39
139,93
3,59
Umum
49
536,02
310,50
394,50
48
214,64
Perlakuan terkoreksi
9
74,71
8,3
2,31*

akk = 22,3%, koefisienan nisbi = 223%, b* = dinyatakan berbeda nyata pada taraf 5%
 Contoh Sidik Peragam dari data Rancangan Kelompok Lengkap Teracak

Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah hasil Kali
d.b.
Y Dikoreksi Terhadap X
XX
XY
YY
JK
KT
Fb
Umum
44
22,9778
28,0667
82,8000
Ulangan
2
1,9111
1,2667
0,9333
Perlakuan
14
10,3111
19,4000
68,1333
Galat
28
10,7556
7,4000
13,7333
27
8,6420
0,3202
Perlakuan + galat
42
21,0667
26,8000
81,8666
41
47,770
Perlakuan terkoreksi
14
39,1310
2,7951
8,73**

akk = 13,2%, koefisienan nisbi = 143%, b* = dinyatakan berbeda nyata pada taraf 1%
Contoh Sidik Peragam dari data Rancangan Petak Terbagi

Sumber Keragaman
db
Jumlah hasil Kali
Y Dikoreksi Terhadap X
XX
XY
YY
d.f.
JK
KT
Fb
Ulangan
3
82,86
-470,198
2.751,01
Faktor P.U. (A)
2
22,39
26,6667
2.194,06
Galat (a)
6
27,85
64,4583
2.262,36
5
2.113,19
422.64
A + galat (a)
8
50,25
91,1250
4.456,42
7
4.291,17
A terkoreksi
2
4.291,17
1.088,99
2,58tn
Faktor P.U. (B)
7
73,73
-384,678
11.567,11
A x B
14
77,10
-523,050
13.367,89
Galat (b)
63
171,0
-1.285,01
32.448,54
62
21.793,88
351,51
B + galat (b)
70
244,8
-1.669,69
43.015,66
69
31.625,99
B terkoreksi
7
9.832,119
1.404,6
4,00**
A x B + galat (b)
77
248,1
-1.808,06
44.816,44
76
31.641,859
A x B terkoreksi
14
9.847,981
703,43
2,00*
Umum
95
454,9
-2.571,81
63.590,98

akk(a) = 33,5%, kk(b) = 30,5%, K.N.(petak-utama) = 64%, K.N. (anak-petak) = 134%. K.N. (anak-petak dengan petak-utama) = 136%.
b** = berbeda nyata pada taraf 1%, * = berbeda nyata pada taraf 5%, tn = tidak berbeda nyata.

2.2 Menduga Data Hilang dengan Analisis Peragam
beberapa hal yang menyebabkan hilangnya data dari suatu percobaan, yaitu
1) Perlakuan yang tidak tepat
Perlakuan yang tidak tepat bisa disebabkan karena pemberian yang salah kadarnya, pengukuran tidak sah, waktu pemberian yang tidak tepat, datanya dapat diperlakukan sebagai data hilang hilang. Tetapi ada pengecualian yaitu apabila perlakuan tidak tepat terjadi disemua ulangan pada suatu perlakuan. Dalam hal ini apabila si peneliti mempertahankan perlakuan yang berubah tersebut, semua pengukuran dapat dinyatakan sah apabila perlakuan dan tujuan perobaan disesuaikan.
2) Kerusakan tanaman percobaan yang diakibatkan oleh selain perlakuan.
Kerusakan tanaman percobaan yang diakibatkan oleh selain perlakuan misalnya dicuri atau dimakan ternak, maka data percobaan dianggap hilang. Tetapi ada pengecualian yaitu pada tanaman yang tidak diberi perlakuan (kontrol) pada percobaan insektisida rusak secara keseluruhan oleh serangga yang dalam pengawasan yang merupakan akibat logis dari perlakuan sehingga data petakan tersebut hasilnya nol, maka data seperti ini tidak diperlakukan sebagai data hilang.
3) Data Panenan yang hilang.
Misalnya data kandungan protein diambil di setiap petak dan diolah di laboratorium sebelum data yang diperlukan dicatat. Apabila ada beberapa bagian contoh yang hilang di antara waktu panen dan saat pencatatan data sebenarnya karena tidak ada kemungkinan pengukuran data pada bagian contoh yang sama, sebaiknya dinyatakan sebagai data yang hilang.
4) Data tidak logis.
Apabila nilainya terlalu ekstrim (berlebihan) untuk dinyatakan di dalam batas wajar materi percobaan oleh karena disebabkan salah dalam menyalin data misalnya, maka data tersebut dapat dinyatakan hilang.
Oke, ada aturan main yang harus kita lakukan sehubungan dengan pendugaan data hilang dengan menggunakan analisis peragam ini, yaitu:
1) Untuk data yang hilang, nyatakan nilai Y = 0.
2) Tetapkan nilai X = 1 untuk satuan percobaan yang datanya hilang, dan X = 1 untuk data satuan percobaan lainnya.
3) Lakukan perhitungan analisis peragam seperti biasa kita menghitung pada analisis peragam biasa.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi Analisis Peragam atau konvariasi bisa mempermudah pekerjaan, seperti hilangnya data, mencari data yang hilang.


DAFTAR PUSTAKA

Barizi.1991.Perancangan Percobaan.Gramedia :Jakarta
Yitnosumarto, S. 1993. Rancangan Percobaan. P.T. Gramedia Pustaka Utama :Jakarta


RANCANGAN PERCOBAAN “ANALISA PERAGAM” RANCANGAN PERCOBAAN “ANALISA PERAGAM”  Reviewed by Screamer on 03:22 Rating: 5

No comments:

a