MAKALAH INSEKTA

INSEKTA

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Invertebrata )





                                                       Disusun Oleh :
Sekar Dwi Saputri
(033041111006)


PROGRAM STUDI MANAJEMAN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nyah sehingga penyusun tugas ini dapat di selesaikan  
Tugas ini disusun untuk di ajukan sebagai tugas Mata Invertebrata Yang Berjudul INSEKTA jurusan sumber daya perairan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Terima kasih Disampaikan kepada Dosen mata Kuliah Invertebrata   yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi kelancaran tugas ini .
Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat,agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Pengantara Ilmu Perikanan

             BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat banyak sekali spesies serangga di Indonesia. Namun masih banyak spesies serangga di Indonesia yang tidak di kenali. Padahal serangga adalah salah satu keanekaragaman yang di miliki, bagaimana upaya untuk  menjaganya jika  tidak mengetahui keanekaragaman jenis serangga tersebut. Serangga atau insekta dalam taksonomi adalah salah satu kelas di dalam filum Arthropoda. Arthropoda adalah salah satu filum dalam kerajaan binatang. Sebagian besar serangga yang diketahui secara umum merupakan serangga bersayap.
Serangga ialah benda hidup dari kelompok hewan Invertebrata, kelas Insecta, yang mempunyai bilangan spesies terbanyak. Di habitat daratan, serangga paling luas tersebar berbanding dengan kelas-kelas yang lain dalam filum Arthropoda. Anggaran jumlah keseluruhan spesies kini, termasuk yang belum dikenali oleh sains sekitar dari dua hingga tiga puluh juta, dengan kebanyakan pakar cenderung kepada jumlah pertengahan. Walaupun telah diketahui hampir satu juta spesies serangga, masih banyak lagi serangga yang belum diketahui dan direkodkan kehadirannya. Tidak dapat dinafikan banyak serangga yang akan pupus, sebelum dapat direkodkan kewujudannya, akibat aktiviti pembangunan hutan yang dilakukan.
Serangga boleh didapati berbagai habitat di bumi ini,  banyak serangga berkongsi habitat dengan manusia, sama ada di halaman rumah ataupun di dalam rumah. Serangga mempunyai banyak kepentingan sama ada secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan manusia di bumi ini.
Serangga memiliki peran yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia, peran yang menguntungkan antara lain  kupu-kupu atau lalat dapat membantu mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah, Penghasil madu, yaitu lebah (Apis indica), Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori).
Serangga yang memiliki peran merugikan antara lain Kayu dimakan rayap Tanaman padi diserang wereng, vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium, penyebab penyakit demam berdarah,  menimbulkan gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis), sebagai hama tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens),walang sangit (Leptocorisa acuta), perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica), perusak produk berbahan baku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.),dapat menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma sacharina).
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu:
1.Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2.Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
Serangga tidak bersayap berada di dalam salah satu dari dua buah sub-kelas Insekta yakni sub-kelas Apterygota. Sub-kelas Apterygota ini memiliki ciri bertubuh relative kecil, memiliki alat tambahan pada ujung abdomennya seperti style, bermetamorfosis sederhana, biasa digolongkan dalam serangga primitif, dan tentu tidak bersayap. Terdapat beberapa serangga seperti kutu yang juga tidak bersayap, namun kutu sebenarnya adalah serangga yang merupakan hasil evolusi dari serangga bersayap, alias nenek moyang kutu merupakan serangga bersayap sehingga kutu bukan bagian dari sub-kelas Apterygota. Serangga tak bersayap dalam sub-kelas Apterygota ini adalah serangga yang sejak nenek moyangnya dulu benar – benar tidak memiliki sayap. Dalam maakalah ini akan dibahas mengenai insecta apterygota.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Insekta
Kata insekta, berasal dari bahasa latin,insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari filium Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.
Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput(kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut).
2. Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan .
3. Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
4. Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain.
5. Alat pernapasan insekta berupa trakea.
6. Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran pencernaan .
7. Sistem sirkulasinya terbuka.
8. Organ kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen .
9. Fertilasi terjadi secara internal.
10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.

2.2 Struktur Tubuh Insekta

Insekta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:
1. Kepala (caput)
Pada kepala insekta terdapat sepasang antena, sepasang mata majemuk (mata facet),kadang-kadang ditemukan juga mata tunggal (ocellus), dan mulut.Sedangkan mulut tersusun dari sepang mandibula,tiga pasang maksila, bibir, atas (labrum), bibir bawah (labium) yang berbeda-beda tergantung dari bentuk mulutnya, serta organ perasa (palpus). Bentuk kepala insekta dapat dibedakan berdasarkan bentuk mulut dan makanan yang dimakannya.
2. Dada (toraks)
Dada terdiri dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet dari chitine.
Susunan kaki pada insekta terdiri-dari ruas-ruas yaitu :
a. Panggul (coxa)
b. Gelang paha (trokanter)
c. Paha (femur)
d. Ruas betis (tibia)
e. Ruas-ruas kaki (tarsus)
3. Perut (abdomen)
Pada perut insekta ada sebelas segmen, pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap,tetapi pada bentuk dewasa segmen dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak berkaki tetapi pada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat spirakel,yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa sistem organ yang kompleks, yaitu sistem pencernaan,system pernapasan,system sirkulasi,system pengeluaran zat, dan sistem saraf.

2.3 Sistem pernapasan

Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.


2.4 Sistem sirkulasi

Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homesoel kemudian menyuplai organ-organ dan jaringan-jaringan. Fungsi darah yang utama pada serangga adalah menghantarkan nutrien, sisa merabolisme dan hormon.

2.5 .Sistem pengeluaran zat (ekskresi)
Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.

2.6 Sistem saraf
Berfungsi untuk menghasilkan dan mengalirkan implus elektrik, mengintegrasikan informasi yang diterima dan menstimulasi otot untuk pergerakan. Sistem ini dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf visceral atau sistem saraf stomodial.

2.7  organ indera
            Organ indera serangga meliputi organ fotoreseptor, kemoreseptor dan mekanoreseptor.

2.8  Sistem pencernaan serangga
Sistem pencernaan serangga sesuai dengan cara hidupnya, dibagi dalam 3 daerah utama yaitu :
1.      Usus depan (foregut) atau stomodaeum berasal dari ektodermal. Daerah ini dibagi menjadi pharing, oesophagus, crop, dan proventrikulus.
2.      Usus tengah (midgut) atau mesenteron berasal dari endodermal. Derah ini hanya meliputi ventrikulus.
3.      Usus belakang (hingut) berasal dari ektodermal. Daerah ini terdiri dari ileum, rektum dan anus.
 Dalam kelompok ini siklus hidupnya berlangsung dari telur, juvenil kemudian dewasa. Transisi dari juvenil pertama kedewasa berlangsung secara berangsur-angsur atau gradual. Selama berlangsungnnya siklus hidup juvenil nampak sangat mirip dengan dewasa hanya sja berbeda terutama pada ukuran dan proporsi tubuh dan tidak adannya alat kelamin yang fungsional. Pada serangga ini, seluruh tahapan dapat ditemukan pada habitat yang sama dan makanan juvenil sama dengan dewasa. Berbeda dengan serangga lainnya, multing berlanjut pada tahap dewasa dan karena betina kehilangan penutup spermateka mengakibatkan serangga betina ini dibuahi selama siklus hidupnya.

2.9  sistem reproduksi

            Sebagian besar serangga bersifat dioesious yaitu memiliki individu jantan dan betina yang mampu kawin untuk menghasikan zigot. Namun dalam kasus yang tidak umum terdapat juga beberapa jenis serangga yang berreproduksi tanpa gamet jantan. Bentuk reproduksi aseksual dikenal sebagai partenogenesis.
            Serangga ametabola tidak mengalami metamorfosis yang ditemukan pada serangga primitif tidak bersayap (sub class apterygota)


2.10 Klasifikasi Insekta

Berdasarkan tipe makanannya serangga dikelompokkan sebagai
1.      Fitofagus memakan tumbuhan misalnya jaringan daun, batang dan akar.
2.      zoofagus memakan hewan lain termasuk vertebrata atau infertebrata
3.   serangga saprofagus memakan materi-materi organik yang telah mati termasuk colembola
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.

2.11 Sub Kelas Apterygota
Jenis-jenis dalam ordo ini adalah makhluk-makhluk yang tidak bersayap, berukuran kecil sampai metamorfosis sederhana (Ametabola). Microcoryphia (Archeognatha) dan Thysanura (Zygentoma) adalah kerabat dekat dari serangga bersayap tetapi berbeda dalam banyak hal. Pada Microcoryphia dan Thysanura tidak terdapat sutura pleura, furka-furka dan fragmata. Microcoryphia dan Thysanura adalah ektognatus, yaitu bagian-bagian mulut agak terbuka dan tidak tertutup oleh lipatan-lipatan kranium. Ruas-ruas flagelum antena tanpa urat daging, tarsi tiga sampai lima ruas, biasanya terdapat mata majemuk dan tentorium cukup bagus berkembang.
Strategi reproduksi pada serangga ini dengan pembuahan secara tidak langsung, yaitu dengan spermatofor, seperti pada ordo Diplura dan Collembola (Hexapoda entognatha).  Kedua jenis serangga ini mempunyai sifat primitif dibanding ordo lainnya yaitu vestigial (degeneratif), mempunyai sepasang embelan (styli), mempunyai caudal cerci, dan tidak bersayap secara primitif. Mereka juga punya sifat 'maju' (advanced) dengan memiliki alat mulut ectognatha dan antena musculate (scape dan pedicel dengan otot dalam). Terdiri atas beberapa ordo diantaranya :
1. Ordo Protura
2. Ordo Collembola
3. Ordo Thysanura
4. Ordo Archeognatha
5. Ordo Diplura
1. Ordo Protura
Protura berasal dari kata “proto-” yang berarti pertama atau awal, dan “-ura” atau ekor, merujuk pada tiadanya bangunan atau alat yang terdapat pada ujung abdomen seperti layaknya artropoda lain.

2.12 Eosentomon dawsoni (Protura) (massey.ac.nz)
Heksapoda ini dicirikan oleh tubuhnya yang  pucat; tidak mempunyai mata dan antena sebagaimana layaknya artropoda lain; kepala berbentuk mirip kerucut. Alat mulut tipe menghisap dan alat mulut tersebut dapat ditarik masuk ke dalam kepala. Pasangan kaki depan biasanya diadakan di depan tubuh dan tampaknya berfungsi sebagai organ-organ indera. Protura baru menetas memiliki sembilan segmen perut. Setiap kali mereka berganti bulu, segmen lain yang ditambahkan di dekat akhir perut sampai mereka dewasa (dan seksual dewasa) dengan 11 segmen perut. Sepanjang pertumbuhan dari nimfa awal hingga dewasa, Protura melewati lima instar melalui proses yang disebut anamorfosis, yaitu menambahkan jumlah abdomen sampai total ruas pada setiap instarnya. Stadia maturus adalah stadia di antara nimfa dan imago (dewasa), dan pada stadia ini, jumlah ruas abdomennya sudah mencapai 11.
Artropoda yang berukuran kecil (panjang tubuhnya kira-kira 0,5 – 2,0 mm) berwarna keputih-putihan  ini hidup di dalam bahan-bahan organik dan memakan cendawan mikoriza, bahan-bahan tumbuhan yang membusuk dan sejenisnya. Oleh karena itu, para ahli menduga bahwa heksapoda ini penting dalam proses perombakan bahan organik.

            Ordo protura dibagi menjadi 3 famili yaitu:
1. Eocentomidae
Mempunyai trachea  dengan dua pasang spirakulum pada thorax. Alat tambahan pada abdomen mempunyai sebuah terminal vesicle.
2. Protentomidae
Tidak mempunyai trachea dan spirakulum.  alat tambahan pada abdomen mempunyai dua pasang terminal vesicle.
3. Acerentomidae
Tidak mempunyai trachea dan spirakulum. Alat tambahan pada abdomen hanya pasangan pertama yang mempunyai terminal vesicle.

2. Ordo Collembola
Nama ordo ini berasal dari gabungan kata Yunani cole- yang berarti lem atau perekat, dan -embolon yang berarti pasak. Collembola tidak bersayap,tubuh kecil umumnya berwarna hitam  mempunyai sepasang antena, tiga pasang kaki, dan beberapa mempunyai mata yang terdiri dari ommatidia.
Collembola berupa serangga kecil, panjang tubuh kurang dari 6 mm, alat mulut disesuaikan untuki menggigit, antena 4 ruas, tidak memiliki mata majemuk. Abdomen berjumlah 6 ruas, pada ruas abdomen keempat terdapat furcula (ekor pegas)  yaitu alat untuk meloncat. Pada waktu istirahat, furcula dilipat di bawah abdomen dan dijepit oleh tenaculum yang terdapat pada ruas abdomen ketiga. Pada ruas abdomen kesatu terdapat kolofor (collophore), suatu struktur yang berperan dalam pengambilan air. Tidak mempunyai sistem trakea dan tidak mengalami metamorfosis.
Banyak Collembola memiliki ommatidia sampai 8 pada kepala, sedangkan yang lainnya berkurang atau sama sekali tidak mempunyai (buta). Serangga ini ditemukan di tanah, pada daun tanaman yang telah membusuk (serasah), di antara herba, di bawah kulit kayu dan sebagainya. Hewan ini memiliki peranan penting pada bahan-bahan yang membusuk (bangkai), jarang yang bertindak sebagai hama.

            Colembolla dibagi menjadi 2 sub ordo berdasarkan bentuk tubuh dan sifat abdomenya  yaitu:
1.         sub ordo Arthropleona
tubuhnya panjang,abdomen terdiri dari 6 ruas yang jelas,sub ordo ini dibagi menjadi 4 famili yaitu:Poduridae,Onychiuridae,Isotomidae,dan Enthomobrydae.
2.         sub ordo Symphypleona
tubuhnya oval atau bulat, keempat ruas abdomen berfusi menjadi satu,sedang ruas kelima dan ke enam membentuk apikal papila yang kecil. Sub ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Smynthuridae yang ciri-cirinya seperti sub ordonya.
Sub ordo Arthropleona terdiri dari:
1. Famili Produridae
Prothoraxnya berkembang dengan baik,dapat dilihat dari atas dan mempunyai rambut atau setae sebelah dorsal. Mempunyai mata.
Ruas antena ketiga hanya mempunyai alat perasa seperti papila,ruas ke 14 mempunyai terminal vesicle yang dapat ditarik. Kulitnya tidak mempunyai pori yang tersebar teratur.

2.    Famili Onychiuridae
Sifat prothoraxnya sama dengan Poduridae. Tidak mempunyai mata. Ruas antena ke 3 mempunyai 2 atau 3 alat perasa berbentuk kerucut dan alat perasa seperti papila. Ruas antena ke 4 ada yang mempunyai terminal vesicle ada yang tidak. Kulitnya berpori yang tersebar.

3. Familia : Entomobrydae
Entomobryidae merupakan Familia yang terbesar dari ordo Collembola.  Berwarna kecoklat-coklatan atau keputih-putihan dan beberapa jenis ada yang berwarna belang. Memiliki antena panjang, memiliki abdomen 6 ruas dan ruas abdomen keempat sangat besar. Protoraks menyusut, biasanya tidak terlihat dari atas dan tidak memiliki rambut-rambut duri atau seta di bagian dorsal. Tubuh bersisik dan jika ada seta bentuknya seperti gada. Furkula berkembang dengan baik. Contoh, Tomocerus elongates dan Entomobrya sicia.

4.Familia: Isotomidae
Isotomidae berwarna putih, putih kuning, dan hijau sampai biru, coklat dan ungu tua dengan garis-garis longitudinal atau pita-pita transversal. Tubuh memanjang, abdomen memiliki 6 ruas yang jelas terlihat. Ruas abdomen ketiga dan keempat kira-kira sama panjang dengan panjang garis tengah ruas abdomen ketiga. Tubuh tidak bersisik dan jika memiliki seta bentuknya   sederhana.Furkula seringkali menyusut


  Isotomurus tricolor.

3.Ordo Thysanura (Kutu Buku, Renget)
Serangga ini disebut dengan serangga perak memiliki ukuran sedang sampai kecil, biasanya bentuknya memanjang dan agak gepeng, mempunyai embelan-embelan seperti ekor pada ujung posterior abdomen. Tubuh hampir selalu ditutupi oleh sisik-sisik, tipe mulut adalah mandibulata yang berfungsi untuk mengigit, mata majemuk kecil dan sangat lebar terpisah, mata tunggal ada atau tidak ada, tarsi 3-5 ruas, embelan seperti ekor terdiri dari sersi dan sebuah filamen ekor median.  Abdomen beruas 11, pada ujung abdomen terdapat dua atau tiga embelan yang menyerupai ekor dan pada beberapa ruas abdomennya terdapat stili. Cercus terdapat satu pasang yang beruas banyak. Pernapasan pada Thysanura dengan sistem trakea. Serangga ada yang mengalami metamorfosis sederhana atau tidak mengalami metamorfosis.
Habitat dari serangga ini terdapat pada kulit kayu, gua-gua, di bawah tanah, lubang-lubang mamalia dan beberapa jenis yang jinak menghuni gedung-gedung, tapi umumnya hidup bebas ditempat yang lembab dan beberapa hidup berasosiasi dengan semut. Mereka makan segala macam substansi yang bertepung dan seringkali sebagai hama. Pada perpustakaan mereka memakan kertas-kertas di toko-toko mereka makan sayuran dan makanan yang mengandung tepung.  Di pemukiman mereka makan pakaian yang bertepung, gorden, sutra dan kertas dinding, ordo ini bersifat omnivora (kapang dan bahan-bahan yang mengandung pati).  Serangga ini sangat aktif dan bergerak dengan cepat, dengan tipe tungkai cursorial. Beberapa famili yang sering dijumpai adalah Lepismatidae, Lepidoctrichidae dan Nicoletilidae. Ordo Tysanura dibagi menjadi 4 famili:
1.Famili Lepidotrichidae
            Mempunyai mata facet kecil, letak keduanya terpisah lebar. Mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli. Tarsus beruas 5. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak. Serangga pelari.
2.Famili Nicoletiidae
            Tidak mempunyai mata facet dan ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruas 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak.
3.Famili Lepismatidae
            Mempunyai mata facet yang kecil dan letak keduanya terpisah, tidak mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruang 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuh selalu tertutup sisik.
4.Famili Machilidae
            Mempunyai mata facet yang besar dan letak keduanya berdekatan. Coxa kaki tengah dan belakang mempunyai styli, tarsi beruas 3. Abdomen mempunyai styli yang terletak pada ruas kedua sampai ke sembilan. Serangga pelompat.

4.Ordo Archeognatha (=Microcoryphia)
Microcoryphia serupa dengan serangga perak pada ordo Thysanura, tetapi mereka lebih silindris dengan thoraks agak melengkung, mata majemuk besar dan bersinggungan, terdapat mata tunggal, masing-masing mandibel memiliki satu titik artikulasi dengan kapsula kepala, tarsi tiga ruas dan koksa-koksa tengah dan belakang biasanya mengandung stilus-stilus.  Sebagian dengan eversible vesiclesdekat stili di abdomen.
Serangga ini hidup di daerah rumput atau hutan di bawah daun-daunan, di bawah kulit kayu, batu-batuan, karang dan tempat-tempat yang serupa. Kebanyakan mereka adalah binatang malam dan matanya bercahaya pada waktu malam bila disinari dengan lampu. Serangga ini sangat aktif dan meloncat bila diganggu, dengan menggunakan tungkainya yang bertipe cursorial.  Tubuh ditutupi oleh sisik-sisik yang kadang-kadang membentuk pola-pola yang jelas, makanannya adalah ganggang, lumut, buah-buahan yang membusuk dan bahan-bahan yang serupa.  Famili dari ordo ini adalah Machilidae dan Meinertellidae.
5. Ordo Diplura
Nama Diplura berasal dari bahasa Yunani, diplo- yang berarti dua, dan -uros yang berarti ekor. Panjang tubuh heksapoda ini kira-kira 2-5 mm, meskipun genus Japyx dapat mencapai panjang tubuh 20 mm.
Diplura mirip Thysanura, tetapi diplura tidak memiliki filamen ekor bagian median
dan hanya mempunyai dua filamen atau embelan pada ekornya. Tubuh Diplura biasanya tidak tertutup dengan sisik, tidak terdapat mata majemuk dan mata tunggal. Tarsi memiliki satu ruas, dan bagian-bagian mulut terdiri dari mandibula dan tertarik ke dalam kepala. Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen 1-7 atau 2-7. Memiliki panjang tubuh kurang dari 7 mm, dan biasanya berwarna pucat. Terdapat di tempat-tempat lembab di dalam tanah, di bawah kulit kayu, di bawah batu-batuan, pada kayu yang sedang membusuk, dan di tempat-tempat lembab lainnya.
            Kebanyakan spesies Diplura adalah pemakan, sekaligus perombak bahan organik, meskipun beberapa kelompok, misalnya anggota famili Japygidae, dikategorikan sebagai predator pada Collembola, isopoda, dan artropoda kecil yang lain.
Dibagi menjadi 3 famili yaitu:
1.         Famili Campodeidae_cerci
Lebih dari 1 ruas dan tidak berbentuk catut. Cerci beruas banyak sepanjang antena. Styli pada abdomen terletak pada ruas ke 2 sampai ke 7. Tidak mempunyai palpus. Panjang tubuh 4 mm atau lebih.

2.         Famili Anajapygidae
Mempunyai sersi yang lebih pendek dari antena, beruas banyak akan tetapi jumlah ruas lebih sedikit dari anggota Campodeidae. Cerci tidak berbentuk catut. Mempunyai palpus. Styli pada abdomen terletak pada ruas kesatu sampai ke tujuh.
3.         Famili Japygidae
Mempunyai cerci beruas satu dan berbentuk catut.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1.Insecta berdasarkan ada tidaknya sayap dibagi menjadi dua sub kelas yaitu apterygota merupakan serangga tidak bersayap berukuran kecil sampai metamorfosis sederhana (Ametabola) dan pterygota termasuk serangga yang bersayap.
2.Sub kelas Apterygota di bagi menjadi beberapa ordo diantaranya : . Ordo Protura, Ordo Collembola, Ordo Thysanura, Ordo Archeognatha, dan Ordo Diplura.
3. kelima ordo tersebut terdapat perbedaan yang dapat diamati dengan mengamati ciri-ciri yang ada. Ciri-cirinya diantaranya adalah:
a.       Ciri ordo Protura diantaranya: tubuhnya berwarna pucat,tidak mempunyai mata dan antena,bentuk kepala mirip kerucut,tipe mulut penghisap,dan kaki depan diarahkan kedepan.
b.      Ciri ordo Collembola diantaranya: tubuh kecil berwarna hitam, memiliki sepasang antena,memiliki ommatida dapat mencapai 8 pada kepala,tipe mulut menggigit,dan tidak memiliki mata majemuk.
c.       Ciri ordo Tysanura diantaranya: merupakan serangga perak,tubuh ditutupi sisik, mata majemuk kecil, ada yang memiliki mata tunggal tetapi kadang ada juga yang tidak memiliki mata tunggal, dan tipe mulut mandibulata yang berfungsi untuk menggigit.
d.      Ciri ordo Archeognatha diantaranya: merupakan serangga perak tetapi lebih silindris,terdapat mata tunggal,dan mata majemuk besar dan bersinggungan.
e.       Ciri ordo Diplura diantaranya: tidak memiliki filamen ekor pada bagian median, tubuh tidak tertutup sisik,tidak terdapat mata majemuk atau mata tunggal,dan warna tubuh pucat.



DAFTAR PUSTAKA

Brown, M.W. & S.S. Miller. 1998. Coccinellidae (Coleoptera) in apple orchards of eastern West
Virginia and the impact f invasion by Harmonia axyridis. Entomological News 109: 13
– 142.
Hadi,Mochmad. 2009. Biologi Isecta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugir,Nawangsari. 1973. Zoologi Umum. Erlangga: Jakarta.



MAKALAH INSEKTA MAKALAH INSEKTA Reviewed by Screamer on 04:11 Rating: 5

No comments:

a